Olahraga Dihadiri Penonton Terbatas, Menpora Tegaskan Tak Ingin Gegabah

Selasa, 13 April 2021 | 12:19 WIB
Olahraga Dihadiri Penonton Terbatas, Menpora Tegaskan Tak Ingin Gegabah
Menpora, Zainudin Amali. (Dok : Kemenpora)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali menegaskan bahwa ia tidak mau gegabah dalam memberikan rekomendasi kegiatan olahraga yang menghadirkan penonton. Pesan itu disampaikannya, saat menjadi narasumber Program Lunch Talk di salah satu televisi swasta secara virtual di Sitroom Kemenpora, Senayan, Jakarta.

Akhir-akhir ini memang muncul wacana untuk menghadirkan penonton yang terbatas dalam kegiatan olahraga. Menpora tegas menyampaikan bahwa dirinya belum memberikan rekomendasi untuk hal itu.

"Sampai saat ini kita belum, karena kita belum diskusikan. Saya tidak mau gegabah karena sekarang ini pelaksanaan Piala Menpora. Alhamdulillah, sampai sekarang sudah memasuki semi final prokesnya terjaga," katanya, Jakarta, Senin (12/4/2021).

Sampai hari ini, kegiatan pra musim untuk sepakbola belum dihadiri oleh penonton. Semua yang akan masuk stadion sudah ada jumlah yang terbatas. Maksimal 290 orang saja dari ribuan kapasitas stadion, dan itu sudah termasuk supir ambulance penjaga kemanan dan sebagainya.

Baca Juga: Kemenpora Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Final FEI JWC 2021

"Semua yang akan masuk stadion harus sudah diswab antigen dan itu dilakukan rutin oleh panitia. Alhamdulillah sampai hari ini, belum ada hal yang mengkhawatirkan. Bahkan basket yang sudah menyelesaikan pertandingannya, alhamdulillah tidak ada kasus yang muncul. Memang saya wanti-wanti, saya mau berikan rekomendasi kalau prokesnya serius dan disiplin," urai Amali.

Menpora mencontohkan, jika pertandingan sepakbola dilaksanakan sore hari, maka pagi hari harus sudah diswab PCR.

"Jika mereka main sore atau malam, maka jam 9 pagi harus sudah diswab PCR, bahkan ada yang bilang cenderung ketat. Jika di luar negeri selebrasi boleh pelukan kalau di Indonesia dilarang, cukup angkat tangan saja tidak harus pelukan," ujarnya.

"Yang menjadi pedoman kita adalah keselamatan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kita harus dukung upaya pemerintah untuk melakukan PPKM skala mikro," tambahnya.

Kasubbid Tracing Satgas Covid-19, Koesmedi Priharto menyampaikan, mutasi virus Covid-19 cukup membuat masalah di beberapa negara yang tadinya tenang, akhirnya bermasalah kembali.

Baca Juga: Kemenpora Lanjutkan Koordinasi Soal Rekomendasi Izin Kejuaraan 3 Cabor

"Virus ini cukup ganas, menyebabkan banyak kematian dan penularan, biaya yang sudah dikeluarkan juga tidak sedikit. Upaya paling utama yakni menyadarkan masyarakat hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan disiplin menerapkan 3M," katanya.

"Kami menghimbau tetap patuh protokol kesehatan. Kita tahu ada beberapa olahraga yang suporternya sukar untuk dikendalikan, tapi ada juga yang mudah," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI