BWF dan Panitia All England kala itu mengaku tak bisa berbuat apa-apa atas insiden yang mereka sebut murni berdasarkan regulasi pemerintah Inggris.
Poul-Erik Hoyer dalam surat permintaan maafnya kepada Menpora Zainudin Amali, berharap insiden memalukan itu tidak melunturkan rasa saling percaya antar dua lembaga bulutangkis.
"Saya dengan tulus meminta maaf kesusahan dan frustrasi yang ditimbulkan kepada para pemain dan tim Indonesia. ...," tulis Poul-Erik dalam suratnya tertanggal 21 Maret 2021.
"Sebagai Presiden BWF, saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami telah menganggap insiden ini sebagai pelajaran yang serius dunia baru COVID-19, dan kami berusaha untuk melakukan peningkatan," kata Poul- Erik.
Seluruh anggota tim Indonesia di All England 2021, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, hingga tenaga pendukung terpaksa mundur dari turnamen bulutangkis tertua di dunia itu atas permintaan pemerintah Inggris.
Melalui email dari National Health Service (NHS) --badan kesehatan Britania Raya, wakil Indonesia diminta melakukan isolasi mandiri selama 10 hari karena sempat menaiki pesawat di mana salah satu penumpangnya dinyatakan positif Covid-19.
Pesawat yang dimaksud adalah maskapai yang ditumpangi wakil Indonesia saat transit dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021) lalu.
Sejatinya, tim bulutangkis Indonesia diwajibkan NHS untuk menjalani isolasi mandiri hingga 23 Maret mendatang. Namun berkat koordinasi antara PBSI dan pihak-pihak terkait terutama dengan KBRI di Inggris, Marcus Fernaldi Gideon dan kawan-kawan bisa pulang lebih cepat, meskipun status mereka di All England 2021 tetap dinyatakan mundur.
Baca Juga: Indonesia Terusir dari All England, Begini Reaksi Moeldoko