Suara.com - Hampir 60 persen responden warga Jepang menilai Presiden Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori tidak layak menjalankan perannya sebagai ketua panitia penyelenggara, menurut hasil jajak pendapat Kantor Berita Kyodo yang dikutip Reuters.
Jajak pendapat yang dilakukan melalui telepon menemukan bahwa dari 1.023 orang yang ditanyai, hampir 60 persen mengatakan Mori tidak layak untuk posisi itu. Hanya 6,8 persen responden yang mengatakan dia cocok untuk peran tersebut.
Olimpiade Tokyo ditunda tahun lalu karena pandemi COVID-19 dan dijadwalkan ulang untuk berlangsung tahun ini mulai 23 Juli.
Jajak pendapat tersebut dilakukan setelah mantan Perdana Menteri Jepang berusia 83 tahun itu mengeluarkan pernyataan kontroversial pekan lalu. Dalam sebuah rapat dewan olahraga nasional, dia menyebut perempuan berbicara terlalu lama dalam rapat.
Baca Juga: Klopp Komentari Alisson Usai Bikin 2 Blunder Konyol Lawan Manchester City
Akibat ucapannya itu muncul arus kritik besar-besaran, dan ia kemudian meminta maaf pada pertemuan dengan Komite Olimpiade Jepang, namun menolak untuk mengundurkan diri dari jabatannya sekarang.
Pada hari yang sama Kyodo juga melaporkan bahwa seorang wanita anggota dewan rugby nasional (JRFU) mengaku bahwa komentar Mori ditujukan padanya.
Yuko Inazawa, yang menjadi anggota dewan perempuan pertama JRFU pada tahun 2013, berkata "secara naluriah saya mengira dia mengacu pada saya".
"Konferensinya berlarut-larut karena saya mengajukan pertanyaan dari sudut pandang saya sebagai seorang amatir," kata Inazawa, salah satu dari lima perempuan di dewan JRFU.
"Tapi itu sama sekali berbeda dengan mengatakan bahwa wanita membuat (jalannya) konferensi menjadi lama," pungkasnya.
Baca Juga: 3 Bulan Majal, Tuchel Yakin Timo Werner Segera Akhiri Puasa Gol
Mori menjabat sebagai presiden JRFU selama 10 tahun hingga 2015 dan diangkat sebagai ketua kehormatan hingga sesaat sebelum Piala Dunia Rugbi 2019.
[Antara]