Suara.com - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach optimis Olimpiade Tokyo bisa berlangsung sesuai jadwal kendati proses distribusi vaksin Covid-19 masih terbilang lambat.
Optimisme Bach didasari oleh keberhasilan berbagai federasi cabang olahraga menggelar turnamen di tengah pandemi Covid-19 tanpa menimbulkan kluster infeksi virus Corona.
“Lebih dari 7.000 acara telah diselenggarakan oleh federasi internasional dan dari 175.000 tes Covid hanya 0,18% yang positif," kata Tomas Bach dikutip dari Goal, Selasa (2/2/2021).
“Lomba-lomba itu bisa dijalankan dan diatur dan tidak ada yang dikembangkan menjadi hotspot. Inilah mengapa kami sangat, sangat percaya diri," tambahnya.
Baca Juga: Agenda Kerja Perdana Luhut di PASI: Persiapan Olimpiade Tokyo
Atas dasar itu, Thomas Bach menekankan bahwa atlet bukanlah prioritas utama untuk vaksin Covid-19. Di Olimpiade Tokyo, para pejuang olahraga disebutnya tak wajib divaksinasi.
"Kami tidak mendukung atlet atau juara yang melompati antrean. Di baris pertama harus ada kelompok berisiko tinggi - petugas kesehatan, dan orang-orang yang menjaga masyarakat kita tetap hidup," kata Bach.
“Jika kami mengira kami tidak bertanggung jawab dan Olimpiade tidak aman, kami tidak akan melakukannya," tambahnya.
Lebih jauh, Bach menekankan bahwa IOC memiliki tugas untuk mengatur agar Olimpiade Tokyo bisa berlangsung sesuai rencana yakni pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.
Hingga detik ini, lanjutnya, IOC tidak memiliki pemikiran untuk membatalkan atau kembali menunda pesta olahraga empat tahunan itu, demi mewujudkan mimpi para atlet yang sempat tertunda tahun lalu.
Baca Juga: PM Jepang Yoshihide Suga Pastikan Olimpiade Tokyo Bergulir Tahun Ini
"Tugas kami adalah mengatur Olimpiade, bukan membatalkannya. Dan tugas kami adalah mewujudkan impian atlet Olimpiade. Inilah mengapa kami bekerja siang dan malam untuk menyelenggarakan Olimpiade yang aman di Tokyo," tandas Bach.