Suara.com - Buku sejarah MotoGP akan mencatat bahwa Franco Morbidelli menjadi pembalap tim satelit dengan selisih poin paling tipis dari juara dunia, di mana ia hanya terpaut 13 poin. Pembalap Petronas Yamaha ini pun nyaris juara dunia satelit pertama di era MotoGP empat tak.
Sebagai perbandingan, pembalap satelit lain yang menjadi runner-up gelar MotoGP adalah Sete Gibernau (2003, 2004) dan Marco Melandri (2005) yang mana punya selisih poin masing-masing 80, 47 dan 147 poin dari puncak.
Dengan kompetisi yang berisikan 14 putaran membuat selisih poin kian rapat. Namun tiga kemenangan Morbidelli masih menyamai penghitungan kemenangan Melandri (lebih dari 17 balapan) pada tahun 2006, sementara kemenangan pembalap independen terbanyak diraih oleh Gibernau pada tahun 2004 (4 kemenangan dari 16 balapan).
Rekan setim Morbidelli di Petronas Yamaha Fabio Quartararo juga meraih tiga kemenangan, dan memimpin kejuaraan dunia hampir sepanjang musim.
Baca Juga: Halo Honda, Butuh Jasa Andrea Dovizioso Tidak?
Namun Quartararo mengendarai M1 dengan spesifikasi pabrikan yang setara dengan Maverick Vinales dan Valentino Rossi, sementara Morbidelli melakukan aksi heroiknya pada mesin A-Spec yang lebih rendah, mendekati spesifikasi 2019.
"Kemenangan oleh Franco Morbidelli benar-benar merupakan kemenangan tim satelit," tulis kepala tim Razlan Razali, seperti dikutip dari Crash (6/1/2021).
"M1 ini lebih rendah dari tiga M1 pembalap lainnya. Namun sama bagusnya dan bahkan dengan pebalap kompetitif seperti Franco, ini adalah motor spek yang unggul."