Suara.com - Sebagai salah satu konstruktor top di MotoGP, Yamaha boleh saja dianggap sebagai tim yang meraih kemenangan paling banyak selama 2020.
Namun hal ini tetap saja membuat para pembalap mereka gagal meraih gelar juara dunia, yang terakhir diraih punggawa tim garputala ini pada tahun 2015.
Dilansir dari Motorsport (16/12/2020), hal ini membuat Valentino Rossi gerah. Ia membeberkan bahwa ada yang salah dengan para mekanik Yamaha dari markas pusat.
"Yang saya bisa saya lakukan hanyalah membagikan pengalaman saya dan mencoba mengatakan apa yang kami butuhkan, namun kami selalu mengalami masalah yang sama, jadi tahun depan bakal tak banyak berubah," tutur pembalap Italia tersebut.
Baca Juga: Beri Kado Natal Spesial Buat Bos Petronas Yamaha SRT, Akankah Rossi Gabung?
"Para mekanik dari Jepang mendengar masukan para pembalap, namun pada akhirnya mereka hanya melakukan apa yang mereka inginkan," imbuhnya.
Di tahun ini, Yamaha melalui Fabio Quartararo sempat tampil dominan di awal musim, namun pada akhirnya pembalap tersebut malah merosot ke urutan 8 klasemen.
Begitu pula Maverick Vinales yang mulanya konsisten di urutan 3 klasemen, malah melorot ke posisi 6.
Sementara itu hal sebaliknya terjadi pada rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli yang malah makin tajam di penghujung kompetisi.
Morbidelli pun berhasil mengunci posisi runner up klasemen. Fabio Quartararo dan Maverick Vinales menuding bahwa perbandingan performa yang berkebalikan ini disebabkan adanya perbedaan motor, di mana Morbidelli mengendarai M1 tahun lalu.
Baca Juga: Valentino Rossi Beri Kado Spesial untuk Bos Petronas, Salam Perkenalan?
Namun hal tersebut dibantah oleh Rossi. Ia menyebutkan bahwa perbedaan antara motor 2019 dan 2020 tidaklah signifikan, sementara itu kemajuan Franco lebih banyak disebabkan oleh faktor kemampuannya yang kian tajam.