Suara.com - Pembalap Moto2 yang telah resmi naik kelas ke MotoGP, Luca Marini, menegaskan dirinya tak mau lagi dipanggil sebagai adik kecil Valentino Rossi.
Hal itu dikatakan Marini setelah resmi naik kelas dan akan mentas di MotoGP 2021 bersama Esponsorama Racing.
Marini menegaskan dirinya adalah pribadi yang utuh. Dia tak mau lagi berada di bawah bayang-bayang sang kakak tiri, karena setiap orang disebutnya punya jalan masing-masing.
Karir Marini terbilang mirip dengan Mick Schumacher, anak dari legenda Formula 1 (F1) Michael Schumacher. Mick tahun depan juga naik kelas ke ajang F1 dengan bergabung bersama Haas.
Baca Juga: Suzuki Sempat Lirik Valentino Rossi, Tetapi Tak Digubris The Doctor
Marini menyebut Mick dan dirinya punya beban berat karena sama-sama menyandang atau punya hubungan dengan sosok legendaris di olahraga yang digeluti masing-masing.
Namun, dia menilai beban yang diemban Mick di F1 akan lebih berat lantaran hubungannya dengan Schumacher langsung antara anak dan ayah, tak seperti dirinya dan Rossi yang merupakan adik dan kakak tiri.
“Baginya akan tambah ribet, karena dia punya nama keluarga yang berat. Punyaku adalah Marini, meski banyak yang masih menulis 'Adik Valentino'," kata Marini dikutip dari Tuttomotoriweb, Rabu (2/12/2020).
Meski menyiratkan tak ingin lagi dipanggil sebagai adik kecil Valentino Rossi, Marini mengaku sudah terbiasa dengan pandangan tersebut, kendati merasa kasihan dengan ayahnya yang tak pernah disebut-sebut di media massa.
"Saya sudah terbiasa, saya hanya kasihan pada ayah saya," jelas Marini.
Baca Juga: Terungkap! Suzuki Sempat Ingin Rekrut Valentino Rossi, Tetapi Diabaikan
Meski sama-sama mengemban nama besar, Marini lebih beruntung karena sang kakak, Valentino Rossi masih mengaspal di MotoGP.
Dia setidaknya masih bisa merasakan sensasi satu aspal sebelum The Doctor pensiun. Di samping itu dia juga bisa bereuni dengan para jebolan akademi VR46 milik kakaknya seperti Franco Morbidelli dan Francesco Bagnaia.
“Keren, bukan? Demonstrasi bahwa VR46 telah dan sedang melakukan pekerjaan dengan sangat baik, bahkan jika kita bisa dan harus selalu berbuat lebih banyak," kata Marini.