Suara.com - Belakangan ini, nama Jorge Lorenzo kerap dibicarakan usai dirinya menjadi salah satu nama yang diincar tim pabrikan Aprilia.
Dilansir dari GP One (2/11/2020), pembalap ini mengaku lebih memprioritaskan tim yang ia bela saat ini, Yamaha.
"Dalam semua kasus, tim yang saya bela saat ini adalah yang saya prioritaskan. Saya tahu semua orang Yamaha. Inilah satu-satunnya pabrikan yang mengantar saya juara dunia dan M1 adalah motor yang natural buat saya," tutur juara MotoGP tiga musim tersebut.
"Saya telah berbicara dengan Lin Jarvis dan dia mengatakan bahwa saya akan mendengar kabar dari Jepang sebentar lagi," imbuhnya.
Baca Juga: Simak Ubahan dan Daftar Harga Yamaha All New AEROX 155 Connected
Walaupun demikian, ia juga mengaku masih membuka pintu jika saja ada tawaran menggiurkan.
"Saya akan senang jika masih bisa terlibat dengan mereka, namun jika saya bisa mengembangkan motor seperti Pedrosa di KTM, maka ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi saya," tutur pembalap Spanyol yang menjadi test rider Yamaha usai pensiun dari tim Repsol Honda tersebut.
"Tanpa Covid ini akan menjadi tahun yang menguntungkan, namun apa yang terjadi membuat saya kurang bisa berkontribusi di tim ini. Saya cuma mengendarai M1 di Sepang sebelum musim bergulir dan itu karena saya ngotot ingin melakukan tes," lanjutnya.
"Di bulan Juni Yamaha memberi tahu saya bahwa mereka tak akan lagi melakukan tes namun tiba-tiba mereka berubah pikiran dan memanggil saya untuk menaiki motor di Portimao," imbuhnya.
Rencana dadakan tersebut rupanya membuat Por Fuera kalang kabut. Datang tanpa persiapan memadai, ia pun gagal tampil apik di sesi tes tersebut.
Baca Juga: Launching Yamaha All New AEROX 155 Connected, Crossover Skutik Super Sport
"Saya tak naik motor MotoGP selama delapan bulan, anda akan kehilangan kecepatan dan refleks, anda perlu beberapa hari untuk beradaptasi, entah nama anda Lorenzo, Marquez ataupun Rossi," tutur mantan rekan setim Valentino Rossi tersebut.
"Sulit untuk tampil kompetitif di sana. Namun jika Yamaha tak menginginkan saya, saya percaya mereka akan kesulitan untuk menemukan pembalap yang mampu beradaptasi dengan motor secara nautral seperti yang Yamaha inginkan. Ini akan membuat mereka kesullitan untuk menentukan arah pengembangan motor," pungkasnya.