Suara.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI mulai menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait peningkatan prestasi olahraga Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional.
Jokowi 'menyentil' Menpora Zainudin Amali saat menghadiri puncak perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2020 secara daring atau virtual dari Istana Bogor, pada Rabu, 9 September lalu.
Saat itu, Presiden Jokowi mempertanyakan peran stakeholder terkait keolahragaan terkait kinerjanya memproduksi atlet-atlet berbakat dari pelosok negeri. Sistem pembinaan atlet di Indonesia jadi sorotan utama mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Zainudin Amali langsung menanggapi arahan dari Presiden Jokowi seusai puncak perayaan Haornas 2020 yang berlangsung di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur selesai. Dia berjanji untuk membuat sebuah grand design atau cetak biru pembinaan olahraga di Tanah Air.
Baca Juga: Menpora : Pembinaan Prestasi Olahraga Indonesia Wajib Didesain
Wacana itu pada akhirnya mulai direalisasikan di mana Kemenpora pada Senin (19/10/2020) menggelar acara Kegiatan Uji Publik Penyusunan Grand Design Keolahragaan. Acara yang digelar via daring itu berlangsung di lantai 9, Kemenpora, Senayan, Jakarta.
Dalam pembukaannya, Zainudin Amali menegaskan bahwa pembinaan prestasi olahraga Indonesia wajib memiliki desain atau cetak biru. Produksi atlet-atlet berprestasi disebutnya tak boleh lagi mengandalkan bakat alami atau bahkan kebetulan.
"Intinya adalah prestasi itu harus didesain, kita harus membuat pabrik prestasi tidak bisa dengan 'nemu' untuk dibina atau by accident setelah itu tidak ada pelapis-pelapis yang berada di bawahnya untuk itu harus didesain tidak boleh by accident," kata Zainudin Amali dalam rilis yang diterima Suara.com, Senin (19/10/2020) malam WIB.
"Ekosistem keolahragaan kita juga harus direview sesuai arahan Bapak Presiden kepada Kemenpora RI, Koni dan NOC ketika memberi arahan pada peringatan Haornas ke-37/2020," ujarnya.
Sistem pembinaan yang telah berjalan disebutnya juga harus selalu diperiksa atau review. Hal itu dinilainya penting untuk mengetahui seberapa tepat dan efektifnya skema pembinaan yang telah dijalankan.
Baca Juga: Pesan Mahfud untuk Polisi soal Demo Besok: Jangan Bawa Peluru Tajam
"Tanpa mereview maka kita tidak tahu kelemahan kita, kita anggap apa yang sudah dijalankan sudah benar padahal setalah dilihat dan diskusikan dengan KONI, NOC, NPC kita masih jauh dari apa yang dikatakan dari sumber prestasi," kata Zainudin.
Grand Design Keolahragaan Nasional disebut Zainudin memiliki sasaran jangka menengah dan jangka panjang mulai tahun 2020 hingga tahun 2045, dengan melakukan revitalisasi di berbagai jenjang pembinaan dengan dukungan sport science agar pembinaan bisa lebih terukur.
Kemenpora menetapkan program prioritas dari tahun 2020 hingga 2024. Dua program prioritas ini adalah pembudayaan olahraga dan pembinaan prestasi.
"Dua program ini yang kita desain supaya prestasi kita seperti yang diharapkan. Pemasalan dan pemasyarakatan olahraga untuk hidup lebih sehat dan bugar dikalangan masyarakat menjadi awal dari pembinaan prestasi kita," tutur Zainudin.
"Tanpa itu jangan harap ada talenta muncul untuk didorong menjadi atlet berprestasi yang membanggakan daerah maupun negara," imbuh politikus partai Golkar tersebut.
Menpora RI juga menekankan bahwa prestasi harus dibina sejak usia dini, sejak SD. Karena itu, Kemenpora mencetuskan gagasan untuk menyusun grand design keolahragaan.
Grand design arau cetak biru tersebut saat ini dalam tahap finalisasi dan uji publik bersama para stakeholders olaraga di Bandung, Jawa Barat dan sebelumnya dibeberapa tempat lain.
"Semoga kegiatan ini akan melahirkan rekomendasi untuk melengkapi apa yang sudah disiapkan semoga bisa lebih sempurna grand design kita ini. Kepada para stakeholder olahraga ini adalah tugas kita bersama mari kita sukseskan," tandas Zainudin.