Suara.com - Penggunaan radio komunikasi layaknya di ajang Formula 1 (F1) pada sesi latihan di Sirkuit Misano, Selasa (15//9/2020) memunculkan reaksi beragam dari para pebalap MotoGP.
Sebagian pebalap, khususnya yang lebih senior mengapresiasi inovasi teknologi tersebut. Namun, para pebalap muda justru berpikir sebaliknya.
Perangkat radio diharapkan bisa meningkatkan keselamatan pebalap dengan memberi sinyal peringatan, sanksi, bendera kuning atau merah lewat pesan suara.
Teknologi tersebut hampir mirip dengan yang digunakan F1 selama bertahun-tahun. Bedanya, pebalap MotoGP hanya berkomunikasi satu arah, tanpa bisa merespon pemberitahuan dari race director.
Baca Juga: Sering Dikritik, Takaaki Nakagami Justru Sebut RC213V 2020 Lebih Tokcer
"Ide yang bagus. Saya memang pebalap kuno, tapi juga sering menjajal balap mobil di mana hal itu biasa digunakan," kata Valentino Rossi dikutip dari Tuttomotoriweb, Kamis (17/9/2020).
"Bagi saya, ini adalah inovasi besar untuk MotoGP, meskipun hal itu sedikit lebih rumit," tambahnya.
Senada dengan Rossi, Andrea Dovizioso turut mengapresiasi torbosan tersebut. Secara gamblang dia menyukai penerapan radio komunikasi.
"Radio membantu para pebalap. Mungkin tak semua orang bisa melihat bendera kuning pada titik tertentu," kata Dovizioso.
"Suaranya cukup jernih, tetapi Anda perlu mengganti earphone untuk lebih mengisolasi kebisingan dari motor," tambahnya.
Baca Juga: Sembilan Pebalap Ancam Posisi Dovizioso di Puncak Klasemen MotoGP
Di sisi lain, terdapat geng pebalap muda yang menolak usulan itu, termasuk rising star Fabio Quartararo dan Francesco 'Pecco' Bagnaia.
"Menjadi pebalap MotoGP itu sudah cukup sulit bahkan tanpa seseorang berbicara dengan Anda (lewat radio)," kata Quartararo.
“Saya rasa itu tidak terlalu berguna. Jika masalahnya terkait visibilitas bendera, maka kami perkenalkan panel lampu seperti pada Formula 1," kata Bagnaia terpisah.