Denmark Longgarkan Karantina Peserta Piala Thomas dan Uber, Ini Kata PBSI

Kamis, 27 Agustus 2020 | 17:01 WIB
Denmark Longgarkan Karantina Peserta Piala Thomas dan Uber, Ini Kata PBSI
Kabid Binpres PBSI Susy Susanti ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) turut merespon kabar bahwa tuan rumah Denmark akan melonggarkan aturan karantina bagi seluruh peserta Piala Thomas dan Uber 2020.

Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti, pihaknya saat ini masih terus memantau perkembangan yang ada.

Piala Thomas dan Uber 2020 dijadwalkan bakal bergulir pada 3-11 Oktober mendatang, setelah sempat dua kali ditunda akibat pandemi virus Corona.

"Kami pasti ikut saja prosedur. Saat ini kami terus memantau saja," kata Susy Susanti saat dihubungi wartawan, Kamis (27/8/2020).

Baca Juga: Selain Bulutangkis, Herry IP Juga Tak Bisa Lepas dari Dunia Burung Kicau

Susy menegaskan bahwa PBSi akan mengikuti semua protokol yang ada. Selain prestasi, prioritas mereka adalah keselamatan atlet dan ofisial.

"Sudah ada protokol yang seperti apa dan aturannya seperti apa sudah dikirim (oleh BWF)," jelas Susy.

Menyadur The Stars, Selasa (25/8/2020), BWF telah memberi informasi pada seluruh federasi bulutangkis negara peserta Piala Thomas dan Uber 2020 terkait pelonggaran aturan karantina.

Pemerintah Denmark, disebut BWF akan membebaskan seluruh rombongan peserta untuk tidak mengikuti aturan karantina selama 14 hari saat kedatangan.

Denmark adalah bagian dari Uni Eropa (EU) yang masih melarang pelancong dari negara selain negara anggota EU dan Inggris Raya, kecuali dengan alasan yang sah.

Baca Juga: Trio Ganda Putra Ini akan Jadi Andalan Indonesia di Piala Thomas 2020

PBSI disebut Susy tak khawatir dengan penghapusan aturan karantina tersebut. Selama pertandingan berlangsung sesuai prosedur, situasi diharapkan bisa tetap aman.

"Pastinya pertandingan sudah tidak ada penonton. Jadi, interaksi dengan negara lain lebih dibatasi. Untuk transportasi, misalnya, Indonesia [transportasi] sendiri," beber Susy.

"Kalau sebelumnya biasanya sama-sama. Transportasi sepertinya sekarang dibatasi. Bisa meminimalkan interaksi dengan tim lain," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI