Selain Bulutangkis, Herry IP Juga Tak Bisa Lepas dari Dunia Burung Kicau

Rabu, 26 Agustus 2020 | 21:50 WIB
Selain Bulutangkis, Herry IP Juga Tak Bisa Lepas dari Dunia Burung Kicau
Pelatih ganda putra Indonesia Herry IP berpose dengan anak asuhnya, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah menjadi rahasia umum jika pelatih kepala sektor ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, memiliki hobi lain di luar melatih bulutangkis. Pria 58 tahun itu diketahui sangat menyenangi dunia burung kicau.

Bahkan, Herry yang merupakan pelatih dari pasangan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, mengaku sudah berkenalan dengan burung kicau sedari kecil.

"Kalau hobi memelihara burung itu sebenarnya sudah dari kecil, dari lingkungan rumah di daerah Grogol," kata Herry Iman Pierngadi saat kepada Suara.com, Rabu (26/8/2020).

Pelatih berjuluk Naga Api itu mengungkapkan bahwa dia tumbuh besar di lingkungan yang masyarakatnya memang mencintai burung.

Baca Juga: Takut ke Tukang Cukur Gara-gara COVID-19, Penampilan Herry IP Berubah Total

Kepala Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI, Herry IP, ditemui di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (11/7/2018). [Suara.com/Arief Apriadi]
Kepala Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI, Herry IP, ditemui di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (11/7/2018). [Suara.com/Arief Apriadi]

Sebagai anak kecil, Herry kala itu turut terpikat untuk memelihara burung. Awalnya, dia coba-coba memelihara burung dara, sebelum akhirnya bergelut dengan burung kicau.

Hobi memelihara dan melombakan burung kicau itu mulai dia tekuni saat melatih di PB Tangkas sekitar tahun 1988. Saat itu, selain mendampingi anak latihnya bertanding di berbagai kompetisi sirkuit nasional, dia turut membawa burung-burungnya untuk dilombakan.

"Awal memang burung dara, di Grogol itu komunitas burung dara banyak sekali. Makin kesini, saya memelihara burung, tapi burung oceh," jelas pelatih yang telah menelurkan pasangan ganda putra hebat macam Sigit Budiarto / Candra Wijaya.

Pelatih kelahiran 21 Agustus 1962 itu menganggap memelihara burung kicau bukan hanya sekedar hobi. Menurutnya, ada kesamaan antara mengurus hewan bersayap itu dengan melatih pemain bulutangkis.

Faktor itu turut jadi pemicu bahwa burung kicau dan bulutangkis adalah dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan dari kehidupan salah satu pelatih terbaik Tanah Air itu.

Baca Juga: Trio Ganda Putra Ini akan Jadi Andalan Indonesia di Piala Thomas 2020

Pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, menjuarai Fuzhou China Open 2019 usai mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), Minggu (10/11). [Humas PBSI]
Pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, menjuarai Fuzhou China Open 2019 usai mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), Minggu (10/11). [Humas PBSI]

"Keduanya itu mirip. Baik memelihara burung kicau dan melatih itu sama-sama menyiapkan. Yang satu menyiapkan pemain, satu menyiapkan binatang," jelas Koh Herry, sapaan akrabnya.

"Ini dua-duanya sama-sama kompetisi. Memelihara burung kicau itu kompetisi, bulutangkis juga," tambahnya.

Herry menilai kedua dunia yang ia geluti sama-sama membutuhkan skill serta kecakapan dalam pengamatan. Dengan bekal itu, dia jadi tahu mana pemain muda berbakat, dan mana burung anakan yang bakal punya suara memikat.

"Kalau pebulutangkis itu diatur lebih mudah, bisa diajak bicara dua arah, antara pelatih dan pemain," beber Herry.

"Tapi kalau burung, kita tidak bisa diskusi. Jadi tergantung kitanya, kalau burung akan ikut saja apa yang kita lakukan."

"Saat mencari bakat pemain juga sama dengan cari burung, sama-sama harus jeli. Pemain muda kita cari sebagai penerus, burung juga kita cari sebagai pelapis," tambahnya.

Ribuan burung dalam kandang mengikuti Kontes Burung Berkicau di provinsi Narathiwat, Thailand, Selasa (25/9). [AFP/Madaree TOHLALA]
Ilustrasi: Ribuan burung dalam kandang mengikuti Kontes Burung Berkicau di provinsi Narathiwat, Thailand, Selasa (25/9). [AFP/Madaree TOHLALA]

Uniknya, kiprah Herry IP di dua dunia yang berbeda itu nyatanya memiliki satu kesamaan, yakni dia sama-sama handal dalam memelihara burung kicau dan melatih pebulutangkis.

Prestasinya di dunia bulutangkis sudah tak perlu diragukan. Selain mempromosikan Kevin/Marcus, polesan pelatih asal Pangkal Pinang, Bangka Belitung itu kerap kali membuahkan gelar bergengsi.

Sebut saja medali emas Olimpiade yang diraih Tony Gunawan/Candra Wijaya dan Hendra Setiawan/Markis Kido. Herry mengantarkan Tony/Candra merengkuh podium tertinggi di Olimpiade 2000.

Sementara Hendra Setiawan/Markis Kido berhasil dia jadikan kampiun multievent terakbar di dunia itu pada edisi 2008 yang berlangsung di Beijing, China.

Tak hanya Olimpiade, sederet gelar lain seperti Kejuaraan Dunia, puluhan gelar BWF World Tour--sebelumnya bernama Superseries--juga telah dia menangkan sebagai pelatih.

Nyatanya, prestasi Herry di kancah bulutangkis internasional juga terbawa ke dunia burung kicau. Dia merupakan salah satu penghobi burung kicau yang sudah malang melintang di Nusantara.

Berbagai gelar juara, termasuk dari turnamen level nasional juga sering kali dia menangkan, bahkan sampai saat ini, di tengah kesibukannya mengurus bulutangkis.

Ajang Royal Cup 2015 yang digelar di Lapangan Banteng Jakarta (2/8/2015).
Ilustrasi: Ajang Royal Cup 2015 yang digelar di Lapangan Banteng Jakarta (2/8/2015).

"Kalau piala sudah tidak terhitung lah, banyak sekali. Saya lomba burung kicau sudah sangat lama. Hampir semua event besar saya punya pialanya," kata Herry.

Teranyar, Herry mengatakan baru saja menjadi juara di kompetisi burung kicau Bekasi Bangkit Jilid II yang berlangsung Minggu (23/8/2020).

Herry berhasil menjadi juara pertama di kategori Murai Batu Pondok Bambu (36G), lewat burung kesayangannya yang diberi nama "ABG".

"Iya, burung murai saya itu juara 1 kompetisi di Bekasi. Sebelumnya juga berhasil juara di Kemayoran, itu hadiahnya dapet sapi dan kambing," jelas Herry.

"Dua kompetisi yang saya ikuti itu levelnya sudah nasional," tambahnya.

Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menjuarai BWF World Tour Finals (WTF) 2019, Minggu (15/12) malam WIB. [Humas PBSI]
Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menjuarai BWF World Tour Finals (WTF) 2019, Minggu (15/12) malam WIB. [Humas PBSI]

Kekinian, Herry mengatakan bahwa burung kicau tak lagi sekedar hobi melepas penat baginya. Dari sana, dia juga bisa menghasilkan pundi-pundi uang dengan membuat penangkaran burung murai batu.

"Transaksi burung murai batu itu bagus, saya sekarang tak hanya memelihara, tapi jadi profesional yakni untuk jual beli. Saya punya peternakan burung murai juga," beber Herry.

Peternakan burung murai Herry IP berada di Green Lake, Duri Kosambi, Jakarta Barat. Bisnis itu dia kerjakan bersama temannya yang juga pecinta burung kicau.

"Saya bekerjasama dengan teman, indukan burungnya dari saya, dia yang menernak," katanya.

Lebih jauh, Herry menilai memelihara burung kicau sudah seperti kebutuhan tersendiri baginya yang selama puluhan tahun begitu aktif menggeluti dunia bulutangkis yang sarat akan tekanan.

Dengan menggeluti hobi lain di luar bulutangkis, Herry merasa hidupnya jadi lebih asyik. Burung kicau menjadi hiburan tersendiri baginya di luar profesi pelatih bulutangkis.

"Burung kicau ini komunitas, jadi hiburan. Saya sibuk badminton terus, hiburan jadi tidak ada. salah satu hobi yang saya anggap menyenangkan ya ini, burung kicau," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI