Suara.com - Petarung UFC, Khabib Nurmagomedov menyebut kepergian ayahnya masih sangat membekas dan memengaruhi dirinya sebagai atlet.
Namun, dia bertekad untuk menjadikan rasa sedih dan sakitnya itu untuk bisa kembali lebih kuat sebagai petarung maupun manusia pada umumnya.
Ayah Khabib, Abdulmanap Nurmagomedov meninggal pada 3 Juli 2020 dalam usia 57 tahun. Dia menderita serangan jantung dan pneumonia setelah tes positif Covid-19.
Banyak yang mengira petarung UFC itu akan pensiun setelah kehilangan sang ayah yang juga merupakan pelatihnya itu.
Baca Juga: Top 5 Sport: Pedrosa Disebut Jadi Dalang Kemajuan KTM, Ini Respons Beirer
Namun, fakta membuktikan Khabib jauh lebih kuat dari perkiraaan orang-orang. Dia kembali berlatih dan bersiap dalam pertarungan menghadapi Justin Gaethje di UFC 254 pada 24 Oktober mendatang.
"Teman, tetangga, sepupu, ibu, ayah, pacar. Semua orang mengalami kehilangan, saya mengerti itu," kata Khabib dilansir dari The Sun.
"Tetapi di sisi lain, itu sangat sulit. Beberapa orang memiliki hubungan ayah-anak yang ketat, tetapi ayah saya sangat dekat dengan saya," tambahnya.
Khabib tak menampik jika dirinya saat ini masih merasa sedih. Namun, dia berharap bisa menjadi lebih kuat setelah ayahnya berpulang.
“Tentu saja saya sedih. Jika saya memberitahu Anda dengan wajah lurus bahwa itu tidak memengaruhi pelatihan saya, itu bohong. Itu mempengaruhi saya, saya memikirkannya sepanjang waktu," beber Khabib.
Baca Juga: Jelang UFC 254, Khabib Nurmagomedov Puji Kepercayaan Diri Justin Gaethje
"Mungkin rasa sakit ini akan membawa saya ke level lain dan membuat saya lebih kuat."