Suara.com - Kisruh yang terjadi antara Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) dan KONI Jawa Timur menimbulkan korban. Beberapa atlet andalan, dicoret dari tim pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Olimpiade Tokyo.
Perpani dan KONI Jatim tak sepaham terkait pemanggilan atlet. Pihak KONI Jatim hanya ingin melepas jagoannya apabila pelatih Deni Trisyanto juga masuk dalam susunan pelatih Pelatnas Olimpiade.
Deni Trisyanto, yang merupakan pelatih panahan Jawa Timur tak lolos seleksi Perpani. Dia hanya menempati urutan kelima saat penilaian hingga harus tercoret.
Kondisi itu, membuat Riau Ega Agatha Salsabila, Diananda Choirunisa, dan Asiefa Nur Haenza, dikabarkan enggan memenuhi panggilan pelatnas.
Baca Juga: Bikin Negaranya Bangga, Ini Resep Jadi Juara Menurut Brad Binder
Di sisi lain, mereka juga 'tertawan' oleh kebijakan KONI Jatim yang tak mengizinkan atletnya untuk berangkat ke Jakarta demi memenuhi panggilan pelatnas.
"Saya sebenarnya sangat berkeinginan Jawa Timur ikut dan saya meminta kepada bapak Sesmenpora (Gatot S. Dewa Broto) untuk coba menjembatani," kata Ketua Umum PP Perpani Illiza Sa'aduddin Djamal dalam konferensi pers via Zoom, Kamis (13/8/2020).
"Ternyata, Ega tetap mau dilatih oleh Bapak Deni yang dinilainya sebagai pelatih terbaik."
"Lalu kami juga komunikasi dengan KONI Pusat dan mereka juga kirim surat ke KONI Jatim. Tapi balasannya mereka bersikeras atlet Jatim diperbolehkan ikut pelatnas asalkan pelatihnya Deni," tambahnya.
Perpani mengaku telah mencari solusi terbaik agar masalah ini bisa teratasi. KONI Pusat disebut Illiza meminta bapak Deni bisa dihadirkan asal dengan anggaran dari Jawa Timur.
Baca Juga: Dana Pelatnas Cair, Diananda Choirunisa Cs Segera Berlatih di GBK
"Tapi hasil rapat terakhir bersama Sesmenpora dan seluruh pengurus, memutuskan tidak mengikutsertakan mereka," beber Illiza. `
"Karena kami mengharapkan atlet itu bukan hanya punya mental juara tapi juga punya akhlak serta etika, adab yang baik dari seorang atlet."
Dikonfirmasi terpisah, Riau Ega sangat menyayangkan keputusan pencoretan namanya dari pelatnas Olimpiade Tokyo.
Dia menyebut sempat memohon kepada Perpani agar tetap menyertakan sang pelatih, Deni, meski gajinya sendirilah yang harus dipotong demi pembiayaan.
Menurut Riau Ega, dirinya bersikeras ingin dilatih Deni lantaran program pemberian sang pelatih telah berjalan. Pergantian juru taktik disebutnya akan mengacaukan persiapan yang ada.
"Saya sempat tawarkan kalau permohonan saya tak diterima saya rela gaji dipotong atau gajinya saya diberikan ke pelatih," beber Ega.
"Soalnya ada namanya periodisasi latihan, siklusnya, jadi itu semua sudah disiapkan lama agar di Olimpiade saya pas peak performanya."
Riau Ega kini pasrah dengan situasi atas pencoretan namanya dan beberapa atlet KONI Jatim lain. Dia berharap situasi bisa segera membaik dan kedua belah pihak mencapai titik temu.
"Saya lebih menyesal jika program saya tak jalan. Soalnya untuk mendapat tiket Olimpiade setengah mati. Saya sampaikan alasan dan melakukan penawaran. Jika tak diterima ya sudah, saya biasa saja," kata Riau Ega.
"Memang saya tahu beratnya di Olimpiade seperti apa tapi jika keputusannya seperti itu? Soalnya saya berangkat juga tak pasti, apalagi yang saya siapkan selama empat tahun ini sia-sia jika dianggapnya seperti itu," tandasnya.