Dari All England hingga Pahlawan Asia, 4 Momen Berkesan Bagi Rudy Hartono

Sabtu, 27 Juni 2020 | 08:05 WIB
Dari All England hingga Pahlawan Asia, 4 Momen Berkesan Bagi Rudy Hartono
Legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono saat ditemui di Gedung Jaya Raya, Thamrin, Jakarta, Jumat (26/4/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rudy Hartono tak dipungkiri adalah salah satu pebulutangkis paling masyhur di dunia. Namanya terpatri sebagai salah satu tunggal putra paling berbakat yang pernah ada.

Sebagai pebulutangkis bergelimang gelar, banyak kejadian manis yang sudah dirasakan Rudy Hartono.

Setelah pensiun pun namanya masih membuat banyak orang menaruh hormat. Entah karena mendapat penghargaan ataupun didapuk mengisi jabatan penting.

Pria kelahiran 18 Agustus 1949 di Surabaya, Jawa Timur itu menjelaskan ada banyak momen berkesan dalam hidupnya yang tak bisa lepas dari bulutangkis.

Baca Juga: Memasyarakatan Bulutangkis, Rudy Hartono Bakal Keliling Indonesia

"Kebanyakan momen-momen paling berkesan itu datang saat saya masih jadi atlet. Walaupun ada juga yang setelah pensiun, seperti mendapat penghargaan-penghargaan," jelas Rudy Hartono.

Berikut empat momen paling berkesan bagi Rudy Hartono eksklusif kepada Suara.com:

1. Debut Piala Thomas

Rudy Hartono mengaku memiliki kesan tersendiri saat mngikuti Piala Thomas pada 1967 di Jakarta.

Selain menjadi debutnya di kejuaraan beregu putra terakbar itu, perjuangannya saat membela tim Merah Putih tak bisa dilupakan.

Baca Juga: Positif Covid-19, 5 Fakta Legenda Tinju Dunia Roberto Duran

Tim beregu putra Indonesia memang gagal menjadi juara setelah kalah 3-6 di babak final oleh Malaysia.

Namun, Rudy Hartono kala itu tampil tanpa cela lantaran selalu meraih poin.

Pada Piala Thomas 1967, format turnamen adalah tim juara di edisi sebelumnya menunggu di babak final.

Sementara empat negara peserta lain yakni Jepang, Malaysia, Denmark, dan Amerika Serikat saling berjibaku menuju final.

Saat berhadapan dengan Malaysia, Rudy Hartono berhasil merebut dua kemenangan. Pertama dia menundukan Tan Aik Huang dengan skor 15-6, 15-8.

Di hari berikutnya, Rudy yang masih berusia 18 tahun menekuk tunggal putra Malaysia Yew Cheng Hoe dengan skor 15-5, 15-9.

2. Gelar All England Perdana

Rudy Hartono kali pertama menjalani debut di All England pada 1968. Saat itu dia bermain di sektor ganda putra bersama Indratno.

Tak disangka, Rudy yang saat itu masih berusia 19 tahun mampu keluar sebagai juara.

Di babak final, Rudy/Indratno menekuk pasangan Malaysia Tan Yee Khan/Punch Gunalan, 3-15, 15-6, 15-7.

"Saat itu saya kali pertama main di All England dan langsung juara," kenang Rudy.

3. Tujuh Kali Beruntun Raih All England

Setelah meraih gelar perdananya pada 1968, Rudy Hartono dan All England seperti dua entitas yang tak terpisahkan.

Rudy tercatat berhasil meraih delapan gelar juara All England dengan tujuh diantaranya direbut secara beruntun dari periode 1968 hingga 1974.

Delapan gelar yang diraih bahkan menghantarkan nama Rudy masuk ke dalam Guinness Book of Records sebagai pemain bulutangkis dengan gelar All England terbanyak.

Dia berhasil melampaui rekor pebulutangkis Denmark, Erland Kops yang meraih tujuh kali gelar All England di nomor tunggal putra pada tahun 1958-1967.

"Tujuh kali beruntun istilahnya itu lengkap. Itu yang membuat momen tersebut berkesan bagi saya," jelas Rudy Hartono.

4. Pahlawan Asia

Selepas pensiun pada 1982, Rudy Hartono tetap malang melintang di dunia bulutangkis. Dia sempat menjadi anggota Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) pada 1985-1986 dan 1994-2009.

Rudy Hartono juga tercatat pernah mengemban berbagai jabatan di Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) hingga 2006.

Selain di ranah olahraga tepok bulu, reputasi Rudy yang begitu baik membuat Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) mengangkatnya sebagai Duta Besar untuk Indonesia.

Berbagai penghargaan juga dia terima atas kiprahnya di dunia bulutangkis dari mulai bintang jasa utama Republik Indonesia, dibuatkan patung lilin di Museum Madame Tussauds, hingga dinobatkan sebagai Pahlawan Asia kategori Athletes & Explorers oleh Majalah Times edisi November 2006.

Khusus Pahlawan Asia, Rudy Hartono merasa amat tersanjung. Bahkan dia begitu terharu saat menggelar syukuran terkait penghargaan itu di Hotel Borobudur Jakarta.

Di depan para pengurus PBSI maupun mantan atlet bulutangkis, mata Rudy Hartono berkaca-kaca saat menjelaskan penghargaan yang dia terima.

Maklum, penghargaan itu membuatnya jadi orang Indonesia kedua yang dinobatkan Times sebagai Pahlawan Asia setelah Bung Hatta pada 1987 silam.

"Tentunya saya terharu. Karena dinobatkan sebagai Pahlawan Asia (oleh Times) itu tidak saya duga sama sekali," beber Rudy.

"Setiap penghargaan itu berkesan. Jadi banyaklah jeri payah yang saya lakukan tidak sia-sia."

"Semua penghargaan dari setiap institusi itu merupakan suatu kebanggaan untuk saya dan semoga bisa jadi contoh dan motivasi untuk masyarakat," tandas Rudy Hartono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI