Suara.com - Tak kurang 22 tahun sudah sejak Susy Susanti terakhir kali mengayunkan raket di jagat kompetisi bulutangkis resmi pada 1998 silam.
Waktu nyatanya tak mampu menggerus kenangan mantan tunggal putri terbaik di dunia itu akan turnamen paling berkesan dalam dirinya.
Ada enam turnamen yang paling berkesan bagi Susy Susanti semasa berkarier di olahraga tepok bulu tersebut.
Antara lain Piala Sudirman (1989), Piala Dunia (1989), All England (1990), Olimpiade (1992), Kejuaraan Dunia (1993) serta Piala Uber (1994).
Baca Juga: Kalahkan Ahsan di Laga Kedua PBSI Home Tournament, Hendra: Sudah Biasa
Keenam turnamen itu amat terkenang di pikiran mantan Ratu Bulutangkis Indonesia ini karena masing-masing berstatus gelar perdana.
"Turnamen-turnamen itu amat terkenang karena itu awal saya bisa jadi juara di event-event akbar," kata Susy Susanti saat dihubungi Suara.com, Rabu (24/6/2020).
"Jadi menurut saya, gelar juara perdana itu yang memacu semangat untuk membuat sejarah," lanjut Susy yang kini menjabat Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.
"Jadi bukan berarti saya puas dengan hasil yang didapat, tapi jadi tambah semangat untuk bisa menambah gelar lagi," tambahnya.
1. Piala Sudirman 1989
Baca Juga: Indisipliner, Tania Terancam Didegradasi PBSI
Piala Sudirman merupakan kejuaraan bulutangkis beregu campuran paling bergengsi di dunia. Ajang yang perdana digelar tahun 1989 ini mengambil nama dari tokoh bulutangkis Indonesia, Dick Sudirman.
Pada edisi pertama, Indonesia keluar sebagai juara usai menundukan Korea Selatan di partai final dengan skor 3-2 pada 29 Mei di Jakarta.
Susy Susanti turut ambil bagian dalam turnamen itu. Bahkan dia menjadi penyelamat Indonesia setelah di dua partai awal tertinggal 0-2 dari Korea Selatan.
Kemenangan Susy yang turun dipartai ketiga berlangsung dramatis. Dia sempat tertinggal di game pertama dari Lee Young Suk dengan skor 10-12, sebelum berbalik unggul 12-10, 11-0 di dua game berikutnya.
Aksi heroik Susy Susanti membangkitkan semangat para wakil Indonesia lainnya. Terbukti Eddy Kurnaiawan di sektor tunggal putra sukses membekuk Sung Han-kok dua game langsung, 15-4, 15-3.
Disusul dengan kemenangan pasangan ganda campuran Eddy Hartono/Verawaty Fajrin atas Park Joo Bong/Chung Soo-young dengan skor 18-13, 15-3.
Sayangnya, setelah itu Indonesia belum lagi berhasil membawa pulang Piala Sudirman ke Ibu Pertiwi.
2. Piala Dunia 1989
Piala Dunia merupakan kejuaraan bulutangkis yang digelar oleh International Management Group (IMG) sejak 1981 hingga 1997, dan diteruskan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) pada 2005-2006.
Susy Susanti kali pertama meraih gelar prestisius itu pada 1989.
Dalam turnamen yang berlangsung di Guangzhou, China itu, Susy berhasil merengkuh gelar usai menundukkan wakil tuan rumah, Han Aiping dengan skor 11-5, 11-4.
Torehan itu menjadikan Susy Susanti sebagai tunggal putri pertama Indonesia yang berhasil menjuarai Piala Dunia.
Di tahun-tahun setelahnya, kiprah Susy semakin luar biasa. Dia sukses menambah empat gelar juara Piala Dunia dalam periode 1993 hingga 1997.
3. All England (1990)
Susy Susanti kali pertama meraih gelar All England pada 1990. Dalam laga final di Wembley Arena, London, Susy menekuk Huang Hua (China), 12-11, 11-1.
Sejak itu, turnamen bulutangkis tertua di dunia itu seakan akrab dengan Susy Susanti. Dia menambah tiga gelar lainnya pada 1991, 1993 dan 1994.
4. Olimpiade 1992
Tak dapat dimungkiri Olimpiade jadi ajang paling bergengsi di mana setiap atlet bermimpi untuk bisa menjuarainya.
Susy Susanti mewujudkan mimpi itu pada 1992 saat Olimpiade berlangsung di Barcelona, Spanyol.
Dalam pertandingan final di Pavello de la Mar Bella, Susy menumbangkan perlawanan wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun.
Perjalanan Susy merengkuh medali emas Olimpiade tidak mudah. Dia sempat kalah di game pertama, 5-11, sebelum bangkit dan membalikkan keadaan dengan skor 11-5, dan 11-3.
Torehan itu membuat nama Susy Susanti terukir dalam tinta emas sejarah sebagai atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di Olimpiade.
Lebih hebatnya, dia juga jadi atlet wanita Indonesia pertama yang berhasil menjadi juara di ajang tersebut sebelum diikuti Liliyana Natsir pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
5. Kejuaraan Dunia 1993
Susy Susanti meraih gelar Kejuaraan Dunia pada 1993 saat turnamen itu berlangsung di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris.
Saat itu, Indonesia sukses memboyong tiga gelar dari Susy Susanti, Joko Suprianto, dan Ricky Subagja/Rudy Gunawan.
Susy Susanti keluar sebagai yang terbaik dari sektor tunggal putri usai menundukan rivalnya di final Olimpiade 1992 Barcelona, Bang Soo-hyun.
Di laga final, Susy Susanti harus bermain rubber game sebelum mengamankan medali emas. Dia sempat kalah 7-11, sebelum berbalik unggul dan menang 11-9, 11-3 di dua game sisa.
Kemenangan itu menjadi satu-satunya gelar juara yang diraih Susy Susanti dari Kejuaraan Dunia. Pada 1991 dia hanya meraih perunggu, begitupun pada 1995.
6. Piala Uber 1994
Indonesia bukanlah negara yang akrab dengan Piala Uber. Tercatat, hingga kini skuat Merah Putih hanya mampu meraih tiga gelar dari turnamen beregu putri itu, yakni pada 1975, 1994, dan 1996.
Susy Susanti berkesempatan untuk mencicipi gelar di 1994 dan 1996. Piala Uber 1994 jadi amat spesial bagi wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu, lantaran jadi gelar perdana yang diraihnya.
Srikandi Indonesia berhasil meraih gelar Piala Uber 1994 usai mengalahkan tim China dengan skor 3-2.
Susy yang turun sebagai wakil pertama tak menyia-nyiakan kesempatan merebut poin. Dia menghajar Ye Zhaoying lewat straight game dengan skor 11-4, 12-10.
Setelahnya Indonesia berhasil meraih poin lewat pasangan Finarsih/Lili Tampi dan Mia Audina.
Finarsih/Lili meraih menggandakan keunggulan Indonesia usai menundukan Chen Ying/Wu Yuhong 15-13, 17-16.
Sementara Mia yang turun dipartai terakhir berhasil membawa Indonesia juara usai menekuk Zhang Ning dalam pertarungan rubber game, 11-7, 10-12, 11-4.
Kemenangan itu membuat Susy Susanti cs mengakhiri 'puasa' gelar bagi Indonesia di Piala Uber selama 19 tahun.