Suara.com - Semangat anak muda satu ini, Ardhi Andryadi, layak diacungi jempol. Perjuangan untuk memilih menekuni freestyle soccer berhasil mendongkraknya untuk membawa prestasi Indonesia di ajang kejuaraan dunia.
Terakhir, freestyler aandal Indonesia ini sedang mengikuti ajang RedBull Street Style World Final Virtual 2020 dan berharap meraih prestasi setinggi-tingginya untuk Indonesia.
Di awal perjalanan sebagai freestyle, ia menemukan banyak kesulitan, tapi Ia tidak menyerah dan terus berusaha berlatih. Tahun 2014, Ardhi mendapat kesempatan untuk mewakili Indonesia di kompetisi tingkat dunia yang berlangsung di Brasil.
"Saya mulai menekuni freestyle soccer mulai 2009. Awalnya, saya melihat video atraksi pemain sepak bola yang melakukan atraksi freestyle, dari situ saya tertarik dan mencobanya. Hingga sekarang sudah hampir 11 tahun saya menekuni freestyle soccer. Awal mula perjalanan freestyle, saya menemukan banyak kesulitan, tapi saya tidak menyerah dan terus berusaha berlatih trik-trik yang belum saya kuasai, hingga akhirnya pada tahun 2014, pertama kali saya dapat membawa nama Indonesia di tingkat komperisi dunia yg berlangsung di Brazil," katanya.
Baca Juga: PSSI Ingin Gunakan Lapangan ABC GBK, Kemenpora: Harus Ikuti Prosedur
Perjalanan Ardhi terus berlanjut. Walaupun belum dapat meraih hasil maksimal, di tahun 2015, saat Indonesia menjadi tuan rumah untuk kompetisi tingkat Asia, yang berlangsung bersamaan dengan sebuah kompetisi nasional, ia berhasil menjadi juara nasional, dan menempati peringkat 4 di kompetisi Asia, karena gagal pada perebutan juara 3 melawan peserta dari Jepang.
Sejak saat itu, pemuda kelahiran Bogor tahun 1991 ini semakin termotivasi untuk serius di dunia freestyle.
Tahun 2018 pun, ia kembali bersaing di kejuaraan nasional untuk memperebutkan hadiah yang sangat diinginkan oleh semua freestyler di Indonesia, yaitu tiket untuk bertanding di kejuaraan dunia 2018 di Polandia. Ardhi berhasil menjadi juara dan berangkat membawa nama Indonesia kembali dikompetisi tingkat unia.
Tahun itu, ia satu grup dengan negara Prancis, Jerman, Spanyol, dan Polandia. Perjuangan yang tidak mudah, tentunya.
"Saya berhasil mendapatkan dua kali kemenangan atas negara Spanyol dan Jerman, namun harus mengaku kalah sengan skor 2-1 dengan Poland dan Prancis. Mempunyai point yang sama dengan peringkat ke 2 di grup, menjadikan saya nyaris mempunyai kesempatan untuk masuk ke babak 16 besar. Tapi gagal karena penghitungan skor juri memutuskan Spanyol yg akan masuk ke babak 16 besar," katanya.
Baca Juga: Kemenpora Tidak Melarang Shin Tae-yong Bawa Timnas Indonesia TC di Korsel
Pada 2019, sekali lagi ia menjadi juara nasional dan kembali membawa nama Indonesia ke kompetisi dunia yang diadakan di Miami. Berada satu grup dengan para “monster” freestyler membuatnya tidak dapat berbuat banyak dan hanya meraih 1 kemenangan.
Namun demikian, jebolan Indonesia Extreme Open Championship (IOXC) binaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini belum menyerah di dunia freestyle soccer.
Ia berharap, apa yang dilakukannya dapat menjadi awal yang akan memotivasi anak muda lainnya dengan bakat olahraga ekstrem, untuk tidak malu san ragu menyalurkannya dengan cara berprestasi.
"Saya berharap ke depan, akan terus ada bibit bibit baru di Indonesia dan pelatihan yang lebih serius untuk para bibit freestyler, sehingga Indonesia dapat lebih baik meraih prestasi di bidang Freestyle Soccer. Dengan sumber daya yang kita miliki dan pelatihan sejak dini, saya yakin bukan hal mustahil Indonesia dapat menjadi juara dunia," tutup Ardhi.