Suara.com - Manajemen Indonesian Basketball League (IBL) akan kembali menggelar rapat dengan klub-klub peserta guna membahas kelanjutan kompetisi 2020, termasuk perihal syarat wajib melakukan polymerase chain reaction (PCR) test jelang event.
Perbasi selaku induk cabang olahraga basket nasional telah mengeluarkan protokol kesehatan di mana setiap penyelenggara wajib melakukan PCR test Covid-19 kepada seluruh pemain dan ofisial tim jelang event berlangsung.
Dalam video conference, Rabu (17/6/2020), Sekjen Perbasi, Nirmala Dewi menyebut biaya melakukan PCR test harus ditanggung pihak penyelenggara.
IBL sendiri belum merinci apakah anggaran PCR test akan mereka keluarkan sendiri atau diserahkan kepada klub peserta. Yang jelas, biaya yang harus dirogoh jauh lebih besar dari sekedar rapid test.
Baca Juga: IBL Apresiasi Tawaran Louvre Bantu Akomodasi Kelanjutan Kompetisi
"Secara prinsip kami harus melaksanakan (PCR test)." kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah kepada wartawan, Jumat (19/6/2020).
"Mengenai biaya, kami harus dengar masukannya seperti apa. Pastinya semua pihak harus siap untuk menjamin keamanan anggota tim."
"Pasti dalam waktu dekat pertemuan akan dilakukan lagi. Tidak hanya untuk membahas perihal tes (Covid-19), tetapi perkembangan yang terjadi, perlu dibicarakan lagi," tambahnya.
Sebelumnya, Louvre Surabaya sempat mengeluhkan kewajiban melakukan PCR test ini lantaran ongkos yang harus dikeluarkan cukup mahal. Apalagi, test ini harus dilakukan secara berkala.
"Kalau rapid test kami masih mampu. (PCR) swab test, sebulan dua kali saja sudah 4 juta per orang. Itu saat latihan, belum play off. Sebaiknya menurut saya diskusi lagi membahas budget-nya," kata pemilik Louvre Surabaya, Erick Herlangga.
Baca Juga: Louvre Surabaya Kecewa Pemain Asing Absen di Lanjutan IBL 2020