Suara.com - Pandemi virus corona tak cuma memaksa kompetisi MotoGP 2020 ditunda, namun juga membuat seluruh kontestan ini harus mengikuti aturan pembekuan pengembangan motor hingga musim depan.
Rupanya kebijakan tersebut membuat pihak Ducati merasa dirugikan.
Dilansir dari GP One, direktur teknis Davide Barana berujar bahwa situasi ini membuat timnya amat kesulitan.
"Ducati telah terbukti menjadi pabrikan paling inovatif," ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Sebut MotoGP Akan Kehilangan 25 Persen Penonton Bila Rossi Pensiun
Senada dengan Barana, kepala bagian elektronik tim tersebut. Gabriele Conti juga memandang kebijakan ini bak buah simalakama.
"Kami pabrikan paling sering berinvoasi. Semua tahu itu. Akan sulit jika adanya pembatasan tersebut, Sebab kami harus menguji segala sesuatu, dan kami punya satu kesempatan di lintasan," kata Konti.
Kebijakan tersebut dikeluarkan dengan harapan agar gap antara tiap tim kontestan MotoGP lebih setara.
Namun kebijakan tersebut tak berlaku untuk tim dengan konsesi seperti Aprilia dan KTM.
Untuk detailnya, di musim 2020, semua tim terkena pembekuan pada perangkat yang telah dihomologasi saat musim berlangsung.
Baca Juga: Tangan Kanan Valentino Rossi Sebut The Doctor Akan Lanjut di MotoGP 2021
Sementara pada musim depan, saat peraturan ini rencananya dicabut, KTM dan Aprilia boleh mengembangkan perangkat aerodinamika pada motor mereka. Siklus pengembangan motor ini baru akan pulih di 2022.