Pembatasan Kru Bikin Tim MotoGP Pusing, Mekanik Luar Benua Tak Bisa Ikut?

Senin, 15 Juni 2020 | 16:56 WIB
Pembatasan Kru Bikin Tim MotoGP Pusing, Mekanik Luar Benua Tak Bisa Ikut?
Balapan MotoGP Valencia 2019. [AFP/Pierre-Philippe Marcou]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pihak penyelenggara MotoGP sudah mengumumkan protokol jalannya kompetisi yang akan dimulai pada 19 Juli bulan ini.

Salah satu aturan yang banyak menjadi sorotan adalah adanya batasan kru tim kontestan.

Tim pabrikan MotoGP akan mendapat jatah hingga 45 orang, sementara tim satelit 25, serta tim Moto2 dan Moto3 punya jatah 12 orang.

Dilansir dari Crash, adanya aturan ini membuat sejumlah tim pabrikan pusing, termasuk KTM.

Baca Juga: Pengamat MotoGP: Honda Harus Siap-Siap Kehilangan Marc Marquez

Motorsport director tim tersebut, Pit Beirer menyatakan bahwa pembatasan ini bisa membuat kompetisi MotoGP berjalan layaknya Formula 1.

"Untuk menjaga agar olahraga tetap 'sehat' di masa depan, kita tak baik meniru Formula 1 yang memiliki 60 lebih insinyur yang duduk di rumah, memasok data ke lintasan balap," kata Beirer.

Pebalap KTM, Pol Espargaro, saat menjalani tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, Senin (29/1/2018). [AFP/Mohd Rasfan]
Pebalap KTM, Pol Espargaro, saat menjalani tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, Senin (29/1/2018). [AFP/Mohd Rasfan]

"Tentu saja, itu akan membantu, tetapi saya pikir sama sekali tidak perlu melakukan apa yang ingin kita lakukan. Kami ingin balapan sepeda motor di lintasan, kami ingin membuat publik senang dengan pertunjukan," imbuhnya.

Menurut Beirer, adanya pemantauan dari jarak jauh oleh kru tim balap akan membuat kompetisi kurang natural.

"Mengapa publik menonton MotoGP? Untuk melihat para pembalap kita yang luar biasa. Mereka ingin mencari tahu siapa pembalap yang lebih baik di mesin itu," lanjut sang bos KTM.

Baca Juga: Sebulan Lagi MotoGP Dimulai, Maverick Vinales Sudah Kangen Fans

"Tapi saya pikir orang tidak akan pernah datang ke lintasan atau menyalakan TV untuk mencari tahu siapa yang merupakan 100 insinyur paling pintar di akhir pekan balapan," katanya.

Lain halnya dengan Yamaha. Saat para tim pabrikan asal Eropa seperti KTM, Aprilia dan Ducati tengah membicarakan adanya tim 'pemantau', tim-tim asal Jepang seperti Yamaha justru mendapat kendala yakni ketidak hadiran mekanik mereka saat balapan.

Lin Jarvis menyesal dengan keputusan masalah ECU (GPone.com)
Lin Jarvis. (GPone.com)

"Kekhawatiran terbesar kami adalah kebebasan bepergian untuk tim asal Jepang," kata Lin Jarvis dari Yamaha.

"Dalam kasus kami, mekanik Australia, untuk Valentino Rossi juga perlu datang. Tetapi bahkan jika kami mendapat keringanan, kami menghadapi masalah lain," tambah Jarvis.

“Insinyur Jepang kami tidak dapat terbang kembali ke Jepang di antara balapan karena peraturan karantina di Jepang. Jadi para insinyur harus tinggal di Eropa untuk waktu yang lama," ucap bos dari Valentino Rossi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI