Suara.com - Cabang olahraga angkat besi terancam tidak bisa diikutkan dalam Olimpiade berikutnya. Ini menyusul kasus korupsi yang terjadi di induk angkat besi dunia, IWF.
Sebuah laporan independen pekan lalu menyebutkan, skandal korupsi IWF sudah berlangsung selama puluhan tahun yang didalangi oleh mantan presiden IWF Tamas Ajan.
"Kami sangat prihatin dengan laporan ini, korupsi yang terjadi berkisar pada anti-doping dan tata kelola," kata Presiden IOC Thomas Bach dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/6/2020).
Tindakan yang menyalahi aturan itu termasuk pembelian suara, menutupi kasus doping dan temuan dana sebesar 10,4 juta dolar AS (sekitar Rp 145 miliar) yang tak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya.
Baca Juga: Lewat Daring, Praveen / Melati Terima Bonus Juara All England Rp 450 Juta
Meski begitu, Ajan membantah telah melakukan korupsi.
"Kami akan memberikan keputusan yang jelas, tergantung kepada hasil temuan komisi pengawasan IWF. Kami berhak mengambil langkah hukuman, dan tidak terbatas kepada skorsing angkat berat dalam program Olimpiade," ujar Bach.
Ajan, yang juga mantan anggota IOC, menjadi pengurus IWF sejak pertengahan 70-an.
Dia pertama kali menjabat sekretaris jenderal, kemudian sebagai presiden dari 2000 hingga mundur April lalu.
Laporan setebal 121 halaman pekan lalu itu sangat tegas dan teliti merinci korupsi besar-besaran di IWF yang saat itu dipimpin Ajan, yang dikenal mengendalikan kekuasaannya dengan kekuatan uang.
Baca Juga: Jadi Bintang Porno, Eks Pebalap: Saya Bukan PSK, Ini Demi Raih Banyak Uang
Hasil investigasi menemukan sumber utama uang tunai ini adalah denda yang dibayarkan secara pribadi ke Ajan dan penarikan tunai dalam jumlah besar dari rekening IWF.
Bach menambahkan bahwa IOC juga tidak akan memberikan akreditasi untuk Olimpiade Tokyo tahun depan kepada pejabat IWF yang terlibat dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
"Para pejabat seperti itu tidak akan diterima oleh IOC dalam ranah pertemuan persiapan untuk Tokyo," tegas Bach.