BWF Rilis Jadwal Baru Ditengah Pandemi, PBSI Lebih Teliti Pilih Turnamen

Kamis, 04 Juni 2020 | 15:50 WIB
BWF Rilis Jadwal Baru Ditengah Pandemi, PBSI Lebih Teliti Pilih Turnamen
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (13/8/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti mengatakan, bakal lebih teliti menentukan turnamen yang akan diikuti atlet selama pandemi virus Corona masih ada.

Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) telah merilis jadwal baru turnamen bulutangkis internasional di tengah pandemi Covid-19.

Hyderabad Open 2020 di India, jadi turnamen pembuka kelanjutan jadwal baru BWF World Tour 2020 pada 11-16 Agustus mendatang.

Kendati jadwal bulutangkis terbaru sudah dirilis, Susy meragukan rencana BWF kembali menggulirkan kompetisi bisa berjalan mulus lantaran krisis kesehatan masih melanda dunia.

Baca Juga: Impian Legenda MotoGP Mick Doohan yang Gagal Tercapai: Tandem dengan Rossi

"Kami lihat situasi saat ini belum mendukung. Turnamen di India juga dengar-dengar akan ditunda lagi," kata Susy saat dihubungi Suara.com.

"Kami nanti akan rapat, memang ada skala priortias. Tapi seperti yang saya bilang, akan banyak pertimbangan."

"Intinya pasti kami mementingkan kesehatan dan keselamatan atlet. Kami lihat adakah kepentingannya kita ikut turnamen itu. Jadi banyak hal," tambahnya.

Lebih jauh, Susy juga mengatakan BWF hingga kini belum memberikan pembaruan informasi terkait keberlangsungan kompetisi.

Salah satunya soal denda apabila pebulutangkis absen dari sebuah turnamen.

Baca Juga: Kalah dari Manny Pacquiao, Vargas: Pukulannya Nggak Berasa

Untuk diketahui, BWF memiliki aturan bahwa setiap pebulutangkis harus mengikuti minimal 12 turnamen BWF World Tour dalam setahun.

Jika seorang atlet mundur atau absen dari salah satu turnamen yang telah ditentukan BWF, maka akan terkena denda 5 ribu dolar AS (sekitar Rp 72,5 juta).

"Belum ada (pemberitahuan lebih lanjut dari BWF). Mungkin BWF sedang kerja keras bagaimana melaksanakan pertandingan dengan tetap menjaga situasi dan keamanan atlet," tandas Kabid Binpres PBSI Susy Susanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI