Peraih medali perunggu Olimpiade 2004 Athena itu menambahkan bahwa PBSI sebaiknya bisa lebih peka terhadap atlet-atlet yang terdegradasi.
Terlepas dari seorang atlet berprestasi atau tidak, PBSI disebut Sony harus memberi penghormatan lantaran para atlet termasuk sebagai pahlawan Indonesia.
"Sebaiknya PBSI memberi penghargaan apapun bentuknya (piagam atau sertifikat) yang akan berguna dan menjadi kebanggaan untuk masa depan atlet," tulis Sony.
"Kebiasaan ini (tak menghargai atlet) harus diubah oleh PBSI siapapun pengurusnya, jangan sampai turun menurun. Kalau tidak, atlet juara Olimpiade, All England, juara dunia dan juara-juara lainnya akan merasakan hal yang sama," tandasnya.
Baca Juga: Pensiun, Tontowi Ahmad Dapat Tawaran Jabatan Talent Scout dari PB Djarum
Saat dikonfirmasi wartawan, Sony sendiri enggan berkomentar lebih banyak. Dia memilih menuangkan pandangannya hanya lewat unggahan Instagram pribadinya.
"Maaf, saya masih belum bisa (berkomentar)," kata Sony melalui pesan singkat.
Sebelumnya, Tontowi Ahmad telah mengungkapkan kekecewaan terhadap PBSI lewat video conference via Zoom yang berlangsung Senin (18/5/2020).
Eks partner Liliyana Natsir itu mengaku kaget setelah statusnya di Pelatnas PBSI berubah menjadi atlet magang pada Desember 2019.
Padahal, lanjut Tontowi, dirinya masih punya motivasi untuk bermain di level tertinggi.
Baca Juga: Soal Status Magang Tontowi Ahmad, Begini Penjelasan PBSI
Sementara status magang dinilainya lebih pantas diemban pemain junior yang baru bergabung ke Pelatnas.