Suara.com - Legenda bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat melarang putranya mengikuti jejaknya sebagai atlet. Hal itu disampaikan Taufik dalam podcast bersama presenter Deddy Corbuzier yang ditayangkan di saluran YouTube-nya.
Peraih medali emas Olahraga 2004 Athena itu mengisahkan kesuksesan yang ia hadapi dalam prosesnya menuju bintang bulutangkis internasional.
Pria asal Bandung ini mengakui bahwa sebelum menjadi atlet papan atas, ia harus melalui persaingan yang sangat ketat di level bawah dan menengah.
Baginya, untuk bisa keluar dari zona tersebut hingga akhirnya mendulang kesuksesan merupakan proses yang berat.
Baca Juga: Tak Lagi Sejalan, Sebastian Vettel Tinggalkan Ferrari Akhir Musim Ini
Karena pengalamannya itu juga, ia pun ogah mengarahkan anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya sebagai atlet.
"Menjadi atlet bukan hal yang salah," kata Taufik Hidayat.
Namun jika melihat anaknya harus bersaing dengan ribuan atlet muda lain tapi hasilnya tak sesuai harapan, maka itu menjadi alasan mengapa ia tak ingin keturunannya mengikuti jejaknya.
Akan lebih baik baginya jika mengarahkan putra-putrinya pada jalur pendidikan dan mencari cita-cita lain yang menurut Taufik Hidayat punya kepastian masa depan yang lebih besar.
Sementara keputusan Taufik Hidayat untuk beralih ke politik, setelah memutuskan gantung raket pada 2013 saat usianya 32 tahun, berangkat dari impiannya untuk memberikan sumbangsih terbaik bagi perkembangan olahraga nasional.
Baca Juga: Kesal Sampai Ngumpat, Taufik Hidayat Buka Alasan Tak Bawa Obor Asian Games
Namun pria yang berlabuh di Partai Demokrat ini menceritakan, ia tak mengira bahwa keputusannya tersebut adalah tugas yang tak semudah membalikkan telapak tangan.
Kendati begitu, juara dunia 2005 itu tetap pada pendirian awalnya.
Meski memiliki mertua yang juga berkiprah di ranah politik, namun Taufik Hidayat tetap berusaha mandiri dan terus semangat mencoba mencari solusi dari masalah yang ia hadapi.
Dalam petualangan berpolitiknya tersebut, suami Ami Gumelar ini sempat mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017 dan aktif membantu Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.