3 Alasan Petinju Top Dunia Rebutan Ingin Lawan Manny Pacquiao

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Rabu, 22 April 2020 | 18:13 WIB
3 Alasan Petinju Top Dunia Rebutan Ingin Lawan Manny Pacquiao
Petinju Keith Thurman (kanan) terjatuh di kanvas usai dipukul penantangnya, Manny Pacquiao (tengah), dalam duel di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, AS, Sabtu (20/7/2019). [AFP/John Gurzinski]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagaikan wanita cantik nan seksi yang jadi rebutan. Begitulah sedikit gambaran tentang sosol Manny Pacquiao di blantika tinju dunia.

Usia yang sudah 41 tahun tak membuat pamornya redup. Sebaliknya, banyak petinju top dunia yang berlomba-lomba ingin melawannya.

Diantaranya Mikey Garcia (mantan juara dunia kelas ringan dan welter junior), Danny Garcia (eks juara dunia kelas welter junior dan welter).

Lalu, Errol Spence Jr. yang kini menggenggam sabuk juara dunia kelas welter IBF dan WBC, serta Terence Crawford (juara dunia kelas welter WBO).

Baca Juga: Tantang Manny Pacquiao, Amir Khan: Saya Tidak Takut

Teranyar, petinju Inggris Amir Khan yang notabene mantan juara dunia kelas ringan dan welter junior.

Petinju kenamaan Inggris, Amir Khan. [AFP]
Petinju kenamaan Inggris, Amir Khan. [AFP]

Mereka mengincar pertarungan melawan Pacman—julukan Manny Pacquiao—bukan semata-mata karena ingin bertarung.

Tapi ada hal besar di balik hasrat itu. Salah satunya soal prestise.

Hal itu sebagaimana diungkapkan Managing Director Mahkota Promotions Urgyen Rinchen Sim.

"Pacman is Pacman...satu-satunya orang di dunia yang memenangi 13 gelar dunia di 8 kelas berbeda," ujar Simon sapaan akrabnya, saat dihubungi Suara.com.

Baca Juga: Kenalkan, Firas! Penerus Bani Al-Qazzaz yang 5 Abad Jadi Muazin di Al-Aqsa

"Adakah petinju lain yang sanggup melakukan hal tersebut? Saya kira tidak ada," lanjutnya.

Box Office

Setidaknya ada tiga alasan utama para petinju top dunia begitu mendambakan bisa satu ring berduel dengan legenda tinju dunia asal Filipina itu.

Pertama, hampir setiap pertarungan Manny Pacquiao selalu dipenuhi penonton, dan menjadi "Box Office" dari sisi pay-per-view (PPV/pembelian saluran tayangan berbayar—red).

Contohnya saat duel Manny Pacquiao melawan Floyd Mayweather Jr., 2 Mei 2015, di mana tercatat terjual 4,6 juta PPV.

Ikon tinju dunia, Manny Pacquiao (kiri), saat berduel melawan Floyd Mayweather Jr. di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat pada, Sabtu (2/5/2015). [AFP/John Gurzinski]
Ikon tinju dunia, Manny Pacquiao (kiri), saat berduel melawan Floyd Mayweather Jr. di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat pada, Sabtu (2/5/2015). [AFP/John Gurzinski]

Secara keseluruhan, dari penjualan PPV, pertarungan Manny Pacquiao vs Floyd Mayweather meraup pendapatan 437 juta dolar AS.

"Pacquiao sudah mengalahkan banyak nama-nama besar di dunia tinju profesional. Hal ini dilakukan dalam kurun waktu yang panjang dan konsisten," kata Simon.

"Manny Pacquiao satu-satunya orang di dunia yang mampu jadi juara dunia dalam empat dekade berbeda; 1990-an, 2000-an, 2010-an, dan 2020-an."

"Terakhir dia masih menjadi juara dunia kelas welter WBA dengan mengalahkan Keith Thurman pada, Juli 2019," Simon menambahkan.

Petinju Indonesia Ongen Saknosiwi (kiri) dan Managing Director Mahkota Promotion Urgyen Rinchen Sim saat berkunjung ke redaksi Suara.com, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Rizki Nurmansyah]
Petinju Indonesia Ongen Saknosiwi (kiri) dan Managing Director Mahkota Promotion Urgyen Rinchen Sim saat berkunjung ke redaksi Suara.com, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Rizki Nurmansyah]

Juara Sejati

Faktor lain yang tak kalah menariknya bila melawan Manny Pacquiao adalah prestise.

Menurut Simon, bisa mengalahkan Manny Pacquiao akan membuat seorang petinju naik level pamornya.

"Anda akan menjadi juara sejati ketika Anda dapat mengalahkan juara sejati. Dan juara sejati itu ada di diri seorang Pacman," tuturnya.

Bayaran Meningkat

Simon yang juga matchmaker (penata tanding) mengungkapkan, dari sisi pendapatan, seorang petinju akan mendapatkan bayaran yang tinggi bila berhasil mengalahkan Manny Pacquiao.

Dia mencontohkan Jeff Horn saat mengalahkan dan merebut sabuk juara dunia kelas welter WBO dari genggaman Manny Pacquiao pada 2 Juli 2017.

Petinju Australia, Jeff Horn, mendaratkan straight kiri ke kepala Manny Pacquiao dalam duel perebutan juara dunia tinju kelas welter WBO di Suncorp Stadium, Brisbane, Australia, (2/7). [AFP/Patrick Hamilton]
Petinju Australia, Jeff Horn, mendaratkan straight kiri ke kepala Manny Pacquiao dalam duel perebutan juara dunia tinju kelas welter WBO di Suncorp Stadium, Brisbane, Australia, (2/7). [AFP/Patrick Hamilton]

Meski kemenangannya menuai kontroversi, namun bayaran Jeff Horn langsung meningkat 10 kali lipat.

"Lihatlah Juan Manuel Marquez, Timothy Bradley, dan Jeff Horn. Bahkan Jeff Horn—petinju antah-berantah—seketika langsung jadi superstar dan bayarannya naik 10 kali lipat," ungkap Simon.

"Di luar itu, kastanya sebagai seorang petinju dunia langsung naik kelas (bintang 5 di BoxRec)."

"Bahkan menurut pengamatan saya, jangankan mengalahkan Manny Pacquiao, baru jadi lawan tandingnya aja bayarannya langsung naik—seperti dapat mini jackpot-lah," pungkas Simon.

Kekinian, Manny Pacquiao rencananya akan kembali naik ring pada Juli mendatang. Namun hal itu kemungkinan diundur mengingat pandemi virus Corona yang saat ini tengah terjadi di berbagai dunia.

Termasuk di negara kelahiran Manny Pacquiao, Filipina di mana tercatat ada 6.710 kasus orang yang positif terinfeksi Corona dan 446 diantaranya meninggal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI