"Dalam lima hari terakhir, situasinya sedikit lebih baik. Kami memiliki lebih sedikit kasus dan semoga dalam beberapa pekan akan sama di negara-negara lain. Jadi saya melihat ada secercah harapan untuk masa depan," kata Zasa.
Tapi di saat yang sama, masalah yang terjadi di Italia dan juga negara-negara lain, adalah banyaknya orang yang tidak memahami situasi krisis kesehatan global tersebut.
Ketika awal merebaknya kasus Covid-19 di Italia, tak jarang sejumlah Wali Kota turun langsung ke jalan untuk memperingatkan warganya yang masih berkeliaran di tempat umum untuk pulang ke rumah.
"Itu adalah cara termudah untuk menularkan virus ke orang-orang sekitar," kata Zasa soal warga yang belum patuh terhadap penerapan aturan pembatasan.
Baca Juga: Danny Garcia: Jika Manny Pacquiao Ingin Dapat Banyak Uang, Lawan Saya!
"Kami tak memiliki cukup ruang perawatan intensif, dan kami tak ingin ruang itu penuh karena pertarungan sebenarnya bukanlah di ruang perawatan intensif melainkan di jalanan, di rumah, kita mencoba untuk tidak terinfeksi."
Pemerintah setempat berusaha untuk mendatarkan kurva dan menekan angka kasus Covid-19 mengingat sumber daya medis yang terbatas.
"Utamanya adalah tetap tinggal di rumah, jaga diri. Ini sangat penting dan tidak main-main," ujarnya.
"Jika keadaan kembali normal, ini akan penting bagi kita semua khususnya bagi kami para dokter karena kami telah melihat hal-hal yang mengerikan akhir-akhir ini. Kami hanya ingin semuanya kembali normal," pungkas Direktur Medis dan Clinica Mobile MotoGP, dr. Michele Zasa.
Baca Juga: MotoGP Indonesia Dapat Kontrak 10 Tahun, Ibu Karl-Anthony Meninggal