Kemudian mantan pebalap F1 yang kini menjadi komentator Martin Brundle melihat Moss sebagai seorang pebalap yang tangguh dan sopan.
Namun karena sifat sportifnya, Stirling Moss gagal menjadi juara dunia pertama asal Inggris setelah ia membela tindakan rival senegaranya Mike Hawthorn menyusul insiden di Grand Prix Portugal 1985.
Moss meyakinkan steward sehingga membuat Hawthorn terhindar dari penalti pemotongan enam poin. Hawthorn tahun itu pun memenangi kejuaraan dengan selisih satu poin.
"Saya merasa itu tidak benar dan saya datang dan memberi bukti atas nama Mike dan mengatakan dia tak seharusnya didiskualifikasi," kata Moss.
Baca Juga: Tinju Dunia: Breazeale Sesumbar Bakal KO Ruiz
Moss memandang Grand Prix Monako 1961 sebagai balapan F1 terbaik yang ia jalani. Tapi Mille Miglia 1955, balapan mobil sport di jalanan raya Italia, menjadi salah satu yang dikenang.
Stirling Moss menjalani etape terakhir, sekitar 83 mil dari Cremona menuju Brescia, dengan kecepatan rata-rata 165,1 mil per jam.
Karir dunia balapnya selesai pada 1962 menyusul kecelakaan di trek Goodwood di Sussex, di selatan Inggris, yang menyebabkan Moss koma selama satu bulan dan lumpuh sebagian selama enam bulan.
Pada 2000, legenda dunia balap Stirling Moss mendapat gelar bangsawan dari kerajaan Inggris karena kontribusinya di dunia balap.
Putra dari dokter gigi itu kemudian pensiun dari segala kegiatan balap pada 2011 ketika ia berusia 81 tahun.
Baca Juga: Kisah Eks Pelatih Pelatnas PBSI Antar Tunggal India ke Ranking 1 Dunia