Suara.com - PBSI meminta keringanan terkait kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Kebijakan itu mulai diterapkan, Jumat (10/4/2020) hingga 14 hari ke depan.
Kondisi itu membuat PBSI kebingungan. Sebab sebagian besar atlet masih bertahan di asrama kendati Pelatnas sudah diliburkan hingga 2 Juni 2020.
Atlet bulutangkis yang bertahan di Pelatnas PBSI tetap menjalani program latihan demi menjaga kondisi, kendati intesitasnya dikurangi.
Hal itu jelas bertentangan dengan poin-poin yang dijabarkan dalam kebijakan PSBB yang telah diteken Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada, Senin (6/4/2020).
Baca Juga: Gara-Gara Corona, Binaragawan Kazakhstan Gagal Nikahi Margo, Boneka Seks
Salah satu poin dalam kebijakan PSBB, khususnya di DKI Jakarta, melarang adanya perkumpulan massa di atas lima orang. Pelanggar bisa ditindak polisi dan TNI.
"Ya betul kami sudah berkoordinasi dengan Kemenpora," ujar Sekjen PBSI Achmad Budiharto saat dihubungi wartawan, Rabu (8/4/2020).
"Melalui Sesmenpora (Gatot. S Dewa Broto), kami minta untuk mendapatkan dispensasi terkait hal tersebut (PSBB)," tambahnya.
Dalam rapat virtual dengan Komisi X DPR RI hari ini, Budiharto turut menjelaskan bahwa asrama Pelatnas PBSI dinilai sebagai tempat yang aman untuk atlet.
Pasalnya, tempat latihan yang terletak di Cipayung, Jakarta Timur itu sudah difungsikan sebagai area karantina.
Baca Juga: Soal Kelanjutan MotoGP 2020, Dorna Tunggu Vaksin Virus Corona
Atlet tak boleh keluar area Pelatnas. Sementara orang dari luar tak diperbolehkan masuk.
"Kami merasa atlet nasional akan lebih aman kalau ada di lingkungan Pelatnas. Pelatnas Cipayung sudah menjadi area karantina terutama setelah tim junior pulang dari Eropa," tandas Sekjen PBSI Achmad Budiharto.