Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB Forki, Djafar Djantang, memandang penundaan Olimpiade 2020 Tokyo sebagai sebuah keuntungan.
Penundaan multievent empat tahunan itu ke tahun 2021, disebutnya bisa dimanfaatkan karateka Indonesia untuk mengasah kemampuan sebelum tampil di World Olympic Qualification Tournament di Paris, Prancis.
Wadah kualifikasi terakhir itu sebelumnya dijadwalkan bakal berlangsung 8-10 Mei 2020. Namun ditunda menjadi 26-28 Juli mendatang.
World Olympic Qualification Tournament akan memperebutkan tiga kuota atlet disetiap nomor. Sementara dua lainnya diambil melalui jatah wildcard.
Baca Juga: Mencerdaskan Kehidupan Bangsa di Tengah Wabah
"Menghadapi Olimpiade tahun depan, ada hal positif yang bisa kami manfaatkan supaya bisa meraih kuota itu," ujar Djafar.
"Karena itu kami dan tim pelatih menyiapkan program untuk atlet di daerah masing-masing. Untuk mereka ikuti dan bisa dipantau dari pusat," tambahnya.
Pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PB Forki sendiri harus mengalami penundaan. Hal itu merupakan dampak dari wabah virus Corona yang menyebar di Tanah Air.
Kendati harus berjuang dalam segala keterbatasan, PB Forki disebut Djafar optimis bisa memaksimalkan kesempatan dari ditundanya Olimpiade 2020 Tokyo.
"Ini langkah strategis menuju Olimpiade dengan menggiatkan latihan intensif di daerah," beber Djafar.
Baca Juga: 15 Ribu Relawan Mendaftar, Siap Dikirim ke Daerah yang Kekurangan Tim Medis
"Dengan catatan kesiapan untuk mengikuti beberapa event dengan sebaik-baiknya. Dengan perubahan jadwal kualifikasi, bisa menjadi strategi kami membagi performa," tandasnya.
Karateka Indonesia sudah dipastikan tak mungkin lolos lewat jalur WKF (World Karate Federation) Olympic Standing. Hal itu lantaran peringkat wakil-wakil Merah Putih yang tertinggal jauh.
Untuk bisa lolos ke Olimpiade lewat jalur ranking, setiap atlet harus berada minimal diposisi empat besar hingga periode perhitungan berakhir pada 6 April 2020.
Ranking karateka Indonesia sendiri masih tercecer di luar 10 besar. Mereka antara lain Cok Istri Agung diperingkat 30 nomor kumite -55 kg. Ceyco Georgia Zefanya di peringkat 73 (kimite) +61.
Sementara ranking terbaik ditempati Ahmad Zigi Zaresta Yuda yang kini menduduki peringkat 24 dunia nomor kata putra.