Suara.com - Penundaan Olimpiade 2020 Tokyo hingga Juli 2021 memaksa berbagai induk cabang olahraga (cabor) melakukan perubahan di sejumlah aspek, khususnya ihwal rancangan penggunaan anggaran.
Sebagaimana diketahui, beberapa cabor telah mendapat kucuran dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk persiapan Olimpiade 2020 sebanyak 70 persen dari jumlah keseluruhan.
Sebanyak 17 cabor proyeksi Olimpiade pun diminta langsung oleh Kemenpora untuk segera merevisi alokasi dana mereka.
Pasalnya, penundaan Olimpiade 2020 membuat agenda pemusatan latihan nasional (pelatnas), try out, hingga kualifikasi masing-masing cabor juga turut berubah.
Baca Juga: PBSI Loloskan 13 Atlet ke Olimpiade 2020 Jika Kualifikasi Dihentikan
Himbauan agar induk cabor untuk segera merevisi alokasi anggaran disampaikan Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto, lewat video conference di Jakarta, Jumat (3/4/2020).
"Ada beberapa try out, training camp dan event tertentu yang tidak (jadi) diikuti. Mohon perubahan program dan anggaran disampaikan ke Deputi IV (Kemenpora) paling lambat 15 April 2020," ujar Gatot.
Kendati menekankan deadline 15 April, Kemenpora disebut Gatot membuka pintu memundurkan tenggat waktu tersebut.
Hal itu lantaran banyak cabor yang harus menunggu agenda terbaru dari masing-masing federasi, sebelum mengubah proyeksi program dan anggaran.
Salah satu induk cabor yang keberatan dengan tenggat waktu 15 April adalah PBSI (bulutangkis). Achmad Budiharto selaku Sekjen, menyebut pihaknya belum mendapatkan agenda terbaru dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Baca Juga: Imbas Penyebaran Virus Corona, PBSI Izinkan Atlet Pulang ke Rumah
"Langsung kami to the point, terkait tenggat waktu 15 April, saya sudah komuniasi dengan (plt) Deputi IV Kemenpora," beber Gatot.