Trauma di Leher, Dada dan Kepala, Atlet Paralayang Nasional Meninggal Dunia

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Jum'at, 20 Maret 2020 | 16:48 WIB
Trauma di Leher, Dada dan Kepala, Atlet Paralayang Nasional Meninggal Dunia
Ilustrasi Paralayang.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka datang dari olahraga paralayang nasional. Atlet paralayang senior Marsma TNI (Purn) dr. Elisa Samson Manueke meninggal dunia karena mengalami kecelakaan saat latihan di Parangtritis, Yogyakarta.

Elisa Manueke meninggal dunia di RS Sardjito Yogyakarta, Kamis (19/3/2020), setelah menjalani perawatan selama dua pekan.

Kabar ini dikonfirmasi atlet paralayang nasional lainnya, Hening Paradigma pada, Jumat (20/3/2020).

"Kronologisnya, saat itu beliau latihan paralayang. Setelah selesai berlatih beliau ingin mencoba gantole. Tapi anginnya dalam kondisi cukup susah. Angin dari kiri cukup kencang. Ada turbolensi juga, sehingga kondisi kurang terkontrol," kata Hening.

Baca Juga: Lewat Twitter, Marcus Smart Konfirmasi Positif Covid-19

"Dampak dari kecelakaan itu menyebabkan beliau mengalami trauma di leher, dada dan kepala. Beliau menjalani perawatan hingga meninggal dunia, Kamis (19/3)," kata atlet peraih medali emas Asian Games 2018 itu.

Menurut Hening, gantole bukan hal baru bagi Elisa Manueke. Sebelum paralayang berkembang, almarhum merupakan atlet gantole.

Pria yang tinggal di Bogor, Jawa Barat itu menyebut seniornya itu merupakan atlet multitalent.

"Beliau bukan hanya rekan satu tim, namun juga guru saya dan beliau sudah saya anggap sebagai orang tua. Kita bicara tentang hidup, berlatih paralayang dan itu selalu saya lakukan saat pertandingan," kata atlet berusia 34 tahun itu.

Hening mengaku cukup dekat dengan juara dunia paralayang di nomor ketepatan mendarat di ajang PGAWC IV Slovenia itu.

Baca Juga: Legenda Tinju Dunia Floyd Mayweather Kembali Dirundung Duka

Bahkan dirinya pernah sekamar dengan sang senior saat menjalani beberapa kejuaraan.

Diskusi terus dilakukan dengan pria yang pernah memegang rekor lintas alam pada 2012 itu.

"Yang luar biasa dari beliau adalah semangatnya, motivasi membagikan ilmunya kepada teman-teman junior. Itu yang banyak berkesan," ujar Hening dikutip Suara.com dari Antara.

Atlet paralayang Indonesia peraih emas dan perunggu Asian Games 2018, Hening Paradigma (tengah). [Instagram@hparadigma]
Atlet paralayang Indonesia peraih emas dan perunggu Asian Games 2018, Hening Paradigma (tengah). [Instagram@hparadigma]

Pandemi Virus Corona

Meski merasa kehilangan, Hening mengaku tidak bisa menghadiri pemakaman sang senior di Solo, Jawa Tengah hari ini (Jumat, 20/3).

Sebab di kota tempat ia tinggal, yakni Bogor, lagi merebak virus Corona. Bahkan Wali Kota Bogor Bima Arya dinyatakan positif Covid-19.

"Yang bikin saya sedih, pengen banget melayat beliau. Tapi saya berada di lokasi pandemi Corona. Saya ragu ke sana. Saya khawatir jadi pembawa," kata Hening.

Marsma TNI (Purn) dr Elisa Samson Manueke merupakan salah satu atlet terbaik Indonesia. Pria yang juga pengurus paralayang Jawa Tengah itu beristrikan salah satu mantan atlet paralayang nasional kenyang pengamalan, Lis Andriana.

Sang istri juga seorang juara dunia nomor akurasi pendaratan pada 2012, 2013, dan 2014.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI