Tapi pada titik ini IOC tampaknya tidak mempertimbangkan kedua opsi tersebut.
Setelah pertemuan dewan eksekutif, Rabu pekan lalu, Presiden IOC Thomas Bach mengatakan tidak ada wacana pembatalan maupun penundaan.
"Kami bekerja dengan Panitia Penyelenggara Olimpiade 2020 Tokyo untuk keberhasilan kejuaraan empat tahunan ini. Kami memiliki kepercayaan pada mereka pada otoritas publik Jepang dan pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan siapa kita berada dalam kontak konstan," kata Bach.
Namun, dengan memburuknya krisis virus Corona, kemungkinan pembatalan tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan.
Baca Juga: Jadi Petinju Paling Ditakuti, Mike Tyson Merasa Pengecut Bila Ingat Hal Ini
Hingga, Selasa (10/3/2020) pukul 14.00 waktu setempat, lebih dari 500 kasus virus Corona melanda Jepang, di mana 12 orang dilaporkan meninggal dunia.
Kekuatan untuk membatalkan Olimpiade secara resmi berada di tangan IOC. Kontrak yang ditandatangani antara IOC dan Tokyo menyatakan bahwa IOC dapat menarik organisasi Olimpiade dari kota tuan rumah jika keselamatan para peserta terancam serius.
Namun, Bach ketika berbicara kepada pers pekan lalu, mengatakan masalah itu belum di angkat dalam agenda, dan belum dipertimbangkan.
Teorinya IOC mempercayakan komite penyelenggara dengan misi mengatur Olimpiade pada tahun tertentu, dalam hal ini panitia Olimpiade Tokyo 2020.
Jadwal Padat
Baca Juga: Kejar Tiket Olimpiade, Yenny Wahid Ajukan Jakarta Jadi Host Kejuaraan Asia
Keputusan untuk menunda bisa menyebabkan Jepang kehilangan Olimpiade sama sekali. Namun, ini dapat dimodifikasi dengan dua pertiga suara dari anggota IOC yang nantinya dapat memutuskan untuk menunda Olimpiade.