Suara.com - Duel ulang antara Deontay Wilder melawan Tyson Fury, Sabtu (22/2/2020), tak hanya menciptakan juara dunia baru kelas berat WBC.
Tapi juga sejarah baru dalam hal pembelian pay-per-view (PPV, pembelian saluran tayangan berbayar—red) pertandingan tinju kelas berat dalam 18 tahun terakhir.
Pembelian PPV dalam duel Deontay Wilder vs Tyson Fury Jilid II tersebut dilaporkan mencapai 850 ribu.
Jumlah ini jadi yang terbesar dalam sejarah kelas berat sejak pertarungan antara Lennox Lewis melawan Mike Tyson pada Juni 2002, di mana mencapai 1,97 juta PPV.
Baca Juga: Fakta Maria Sharapova yang Baru Putuskan Pensiun: Harta, Tahta dan Pria
Jumlah pembelian PPV duel Lennox Lewis vs Mike Tyson jadi yang terbesar kedua dalam sejarah pertandingan tinju dunia kelas berat.
Terbesar adalah dalam pertarungan ulang antara Evander Holyfield melawan Mike Tyson, tahun 1997 di mana mencapai 1,99 juta PPV.
Berdasarkan pembelian PPV tersebut duel ulang antara Deontay Wilder melawan Tyson Fury dilaporkan meraup pendapatan sebesar 53 juta poundsterling.
Sementara, dikutip Suara.com dari The Sun, Jumat (28/2/2020), dari penjualan tiket mencapai pemasukan 13 juta poundsterling.
Secara keseluruhan duel Deontay Wilder vs Tyson Fury Jilid II meraup pendapatan 66 juta poundsterling (sekitar Rp 1,2 triliun).
Baca Juga: Tinju Dunia: Sesumbar, Garcia Incar Manny Pacquiao Usai Lawan Vargas
Pada duel yang berlangsung di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Tyson Fury merebut sabuk juara dunia kelas berat WBC dari tangan Deontay Wilder setelah menang TKO ronde ketujuh.