Suara.com - Deontay Wilder dihukum enam minggu tak boleh tandang menyusul kekalahan dari Tyson Fury, Sabtu (22/2/2020).
Dalam kejuaraan tinju dunia di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Wilder dua kali terkanvaskan—ronde ketiga dan kelima.
Puncaknya di akhir ronde ketujuh pelatihnya, Mark Breland, melempar handuk putih ke ring, tanda menyerah.
Akibatnya, Wilder dinyatakan kalah TKO ronde ketujuh, dan harus kehilangan sabuk juara dunia kelas berat WBC.
Baca Juga: Wilder Klaim Kostum Glamornya Jadi Biang Kerok Kekalahan TKO dari Fury
Usai pertarungan, Wilder diduga mengalami pecah gendang telinga dan dilarikan ke rumah sakit.
Namun ia hanya mendapat tujuh jahitan di kupingnya yang robek.
Kekinian, Komisi Atletik Negara Bagian Nevada menjatuhkan sanksi medis kepada Deontay Wilder.
Petinju 34 tahun itu dilarang sparring hingga 8 April 2020, dan tak boleh bertarung di negara bagian tersebut sampai dengan 23 April 2020.
Tarung Ulang
Baca Juga: Mundur dari Pelatnas PBSI, Tontowi Ahmad Sampaikan via WA, Ini Isi Chatnya
Dalam klausul kontrak, petinju yang kalah memiliki waktu 30 hari untuk secara resmi mengajukan tarung ulang.
Pada Senin (24/2/2020) lalu, Deontay Wilder mengonfirmasi bahwa ia akan menggunakan opsi rematch atau tarung ulang tersebut.
"Rematch sudah pasti akan terjadi. Kami akan menggunakan opsi itu," tutur Wilder dilansir Suara.com dari Mirror, Selasa (25/2/2020).
Trilogi pertarungan Deontay Wilder vs Tyson Fury rencananya digelar di Las Vegas pada 18 Juli mendatang.
Namun Bob Arum, promotor Fury, mengatakan kemungkinan duel Deontay Wilder vs Tyson Fury Jilid III diundur ke bulan September atau Oktober, dan dihelat di stadion baru Las Vegas Raider.