Suara.com - PRSI masih berharap bisa meloloskan atlet renang Indonesia lewat limit A ke Olimpiade 2020 Tokyo kendati persiapan terbilang minim.
Induk cabang olahraga akuatik Tanah Air itu telah menetapkan lima perenang yang diharapkan bisa mewujudkan ambisi tersebut.
Antara lain I Gede Siman Sudartawa, Aflah Fadlan Prawira, Triyadi Fauzi Siddiq, Farrel Tangkas Sumbang, dan Azzahra Permatahani.
Kelimanya jadi andalan PRSI merujuk hasil di SEA Games 2019 Filipina. Catatan waktu mereka dianggap paling mendekati limit A Olimpiade 2020 Tokyo.
Baca Juga: Tinju Dunia: Dampak Virus Corona, Daud Yordan Batal Tarung di Singapura
Kendati punya ambisi besas, Pelatnas Tim Renang Indonesia nyatanya belum kunjung dimulai.
Kondisi itu disebabkan belum turunnya dana dari Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora) yang diajukan PRSI sebesar Rp 5 miliar.
Pelatnas direncanakan bakal berlangsung di dua tempat berbeda, Amerika Serikat dan Prancis.
Saat ini, Siman cs masih melakukan pemusatan latihan di daerah masing-masing.
"Peluang dapat limit A terus terang cukup menantang karena limit A, kalau bisa diukur itu harus masuk peringkat 15-20 besar dunia," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PRSI, Wisnu Wardhana, di Stadion Akuatik GBK, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Baca Juga: Dikritik Zarco soal Finansial, Lorenzo Lakukan Serangan Balik Menohok
Wisnu berharap pencairan dana Pelatnas untuk Olimpiade 2020 bisa segera cair.
Pasalnya, periode kualifikasi cabang olahraga renang di Olimpiade 2020 akan berakhir pada Juni.
"Mudah-mudahan anggaran yang diajukan akan rampung dan kemungkinan kami akan mengirim mereka pelatnas ke Prancis dan Amerika," beber Wisnu.
"Untuk target limit A kami realistis ya, tidak ada yang tidak mungkin, dari kemauan atlet, dukungan pemerintah dan PRSI, dan dukungan yang tepat. Harus optimis."
Indonesia sendiri disebut Wisnu masih memiliki peluang lolos lewat jalur wildcard.
Apabila menggunakan skema tersebut, PRSI akan memilih perenang dengan catatan waktu terbaik untuk mengambil jatah tersebut.
"Nanti lihat poin FINA (Federasi Renang Internasional). Kita lihat siapa yang paling pantas dikirim. Pada akhirnya FINA kasih jatah keputusan di NOC dan federasi masing-masing," tandasnya.