Suara.com - Jelang berlangsungnya Olimpiade 2020 Tokyo, legenda bulutangkis Indonesia Hendrawan menceritakan kisah perjuangannya merebut medali perak di Olimpiade 2000 Sydney.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Sydney Showground Hall 3, Hendrawan harus puas menjadi runner-up setelah di partai final kalah dari wakil China, Ji Xinpeng dengan skor 4-15, 13-15.
Hendrawan sempat merasa gagal dengan hasil yang diraih. Kendati demikian, perjuangannya melaju ke babak final itu diharapkan bisa menjadi motivasi bagi pebulutangkis Indonesia yang kini tengah berjuang lolos ke Olimpiade 2020.
Saat itu, Hendrawan tak hanya bersaing dengan atlet negara lain jelang Olimpiade 2000. Persaingan di dalam Pelatnas PBSI pun tak kalah ketat dan menegangkan.
Baca Juga: Gagal ke Semifinal BATC, Tim Putri RI Tetap Lolos Piala Uber, Kok Bisa?
Pada momen 20 tahun silam itu, Hendrawan harus bersaing dengan empat tunggal putra terbaik Tanah Air lainnya untuk memperebutkan tiga slot ke Olimpiade 2000.
Antara lain Taufik Hidayat, Marlev Mainaky, Hariyanto Arbi dan Budi Santoso.
Pada akhirnya, Hendrawan dan Taufik Hidayat serta Marlev Mainaky yang berhasil merebut tiket Olimpiade.
"Waktu itu saya saingan sama Budi dan Hari, masih ada lima turnamen, tapi saya kena tifus dan kehilangan kesempatan di dua turnamen," kenang Hendrawan dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Senin (17/2/2020).
"Jadi sisa turnamennya hanya All England, Swiss Open dan Japan Open 2000. Saya bertekad, minimal harus masuk semifinal kalau mau lolos, untungnya hasilnya bisa lebih baik," tambahnya.
Baca Juga: Melawan Pacquiao Dinilai Lebih Berbahaya Buat McGregor daripada Mayweather
Tekad dan Motivasi