Suara.com - Jepang, selaku tuan ruma Olimpiade 2020, mulai was-was bila vaksin virus Corona masih belum ditemukan hingga pesta olahraga terakbar nanti digelar di Tokyo pada Juli mendatang.
Seorang professor dari International University of Health and Welfare, Tokyo, Koji Wada menyatakan, jika vaksin virus itu belum ditemukan, akan berpotensi mengancam kesehatan para peserta, atlet dan wisatawan dari berbagai negara yang datang ke Olimpiade.
Namun, Wada tetap berharap vaksin antivirus Corona dapat ditemukan sebelum Olimpiade 2020 digelar.
"Jika kita punya lebih banyak informasi soal potensi infeksi dan cara penyebarannya, sehingga kita bisa menciptakan sistem untuk mengontrolnya. Saya berharap Olimpiade di Tokyo dapat terlaksana sesuai jadwal," ujar Koji Wada dikutip dari Reuters, Jumat (31/1/2020).
Baca Juga: Top 5 Olahraga: Lorenzo Balik ke Yamaha, Susy Minta Sepeda ke Jokowi
Dua hari sebelumnya, Kementerian Kesehatan Jepang mengonfimasi tiga warganya yang dievakuasi dari China, telah terinfeksi virus Corona.
Ancaman penyebaran virus juga sempat menghantui perhelatan Olimpiade sebelumnya.
Pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, virus Zika pernah menjadi ancaman.
Kemudian, pada Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada juga sempat dibayangi-bayangi oleh virus flu burung jenis H1N1.
Hingga kini, beberapa negara sedang berupaya menciptakan vaksin virus Corona.
Baca Juga: Curhatan Istri Ditinggal Kobe Bryant Selamanya: Kami Benar-Benar Hancur
Rusia dan China juga dikabarkan sedang bekerja sama mengembangkan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus Corona, dan pemerintah China pun telah menyerahkan genom virus tersebut ke Moskow untuk segera ditindaklanjuti.
Hingga Kamis (30/1/2020), tercatat 7.736 kasus positif terinfeksi virus Corona. Sedangkan jumlah korban meninggal bertambah jadi 170 orang di seluruh wilayah China.