Bongkar Pasang Pemain Impor IBL 2020 Berdampak Negatif bagi Talenta Lokal

Selasa, 28 Januari 2020 | 18:09 WIB
Bongkar Pasang Pemain Impor IBL 2020 Berdampak Negatif bagi Talenta Lokal
Pebasket Adhi Pratama Prasetyo Putra (kedua dari kanan) saat memperkuat Timnas Indonesia melawan Thailand di penyisihan Grup A Asian Games 2018, Minggu (20/8). [AFP/Lillian Suwanrumpha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesian Basketball League (IBL) 2020 baru berjalan dua seri yakni Semarang dan Bandung. Namun, klub-klub peserta tak segan mengambil keputusan untuk membongkar pasang susunan pemain asing.

Jelang bergulirnya IBL 2020 seri III Jakarta, sudah tiga klub-- Amartha Hangtuah, Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja, dan Pelita Jaya-- mengambil opsi pergantian pemain asing.

HangTuah mendepak Darnell Martin yang dinilai kurang berkontribusi di dua seri terakhir. Posisinya digantikan Emilio Parks, mantan pemain BPD DIY Bima Perkasa Jogja.

Sementara Bima Perkasa langsung menghabiskan dua jatah pergantian pemain asing sekaligus. Mereka mencoret David Vincent Seagers dan Blake Ty Truman. Seagers dan Truman digantikan Filip Pejovic dan Mamadou Diakite.

Baca Juga: Mengenang Kobe Bryant, Legenda Basket yang Memikirkan Kesehatan Mental Anak

Sedangkan Pelita Jaya Bakrie juga memutuskan untuk mencoret satu pemain asingnya yaitu Stephen Deangelo Battle. Sosok pengganti pemain asal Amerika Serikat itu hingga kini belum diumumkan Pelita Jaya.

Menurut pemain lokal Pelita Jaya, Adhi Pratama Prasetyo Putra, praktik pergantian pemain asing di seri-seri awal IBL 2020 merupakan konsekuensi dari masalah yang lebih besar. Hal itu, kata Adhi, lantaran sangat singkatnya jumlah pertandingan IBL selama satu musim.

Pebasket Pelita Jaya Basketball dan Timnas Indonesia, Adhi Pratama Prasetyo Putra, ditemui di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Pebasket Pelita Jaya Basketball dan Timnas Indonesia, Adhi Pratama Prasetyo Putra, ditemui di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]

Sebagaimana diketahui, IBL 2020 hanya menyelenggarakan delapan seri reguler ditambah babak playoff yang akan berlangsung mulai babak perempat final. Merujuk seri reguler sendiri, 10 tim peserta hanya mendapat jatah memainkan maksimal 18 laga selama satu musim.

"Peraktik bongkar pasang pemain asing ini karena sedikitnya jumlah laga di IBL dalam satu musim. Jadi kebanyakan klub bergerak cepat untuk mengganti pemain asing yang kurang perform," ujar Adhi Pratama saat dihubungi Suara.com, Selasa (28/1/2020).

"Karena waktu untuk adaptasinya lagi tak banyak. Klub-klub pasti tak ingin berjudi dengan mengganti pemain asing saat musim telah memasuki babak playoff," tambahnya.

Baca Juga: Perjalanan Hidup Kobe Bryant, Legenda Basket Dunia

Kendati memaklumi fenomena tersebut, Adhi yang merupakan pemain langganan tim nasional (Timnas) Indonesia, tak menampik jika perubahan susunan pemain asing yang begitu cepat, memiliki dampak negatif, khususnya bagi para penggawa lokal.

Para pemain Indonesia disebut Adhi jadi kesulitan untuk beradaptasi lantaran kembali berubahnya struktur susunan pemain. Di samping itu, para pemain lokal juga butuh kerja ekstra karena perlu membantu pemain impor baru untuk cepat nyetel dengan sistem.

"Ya 18 laga ini sebenarnya kurang ya. Tapi saya juga menyadari bahwa Indonesian Basketball League sudah berusaha, dan butuh waktu untuk mengubah itu. Secara kualitas permainan sih saya rasa IBL sudah bagus ya, bisa dilihat sekarang setiap laga berlangsung sangat kompetitif," jelas Adhi.

"Tapi ke depannya, saya berharap jumlah laga setiap musimnya bisa lebih banyak. Karena itu akan sangat membantu kami sebagai pemain lokal untuk menambah jam terbang dan pengalaman lebih," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI