Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menyoroti penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di ajang Indonesia Masters 2020 yang berlangsung pada 14-19 Januari lalu.
Ganda campuran Indonesia itu harus terhenti di perempat final usai secara mengejutkan kalah dari pasangan non unggulan, Thom Gicquel/Delphine Delrue (Prancis), dengan skor 19-21, 21-14 dan 18-21.
Susy menganggap hasil itu tak cukup pantas bagi Praveen/Melati yang kini menduduki peringkat lima dunia.
Keduanya diminta segera melakukan evaluasi. Khususnya terkait komunikasi di luar dan di dalam lapangan.
Baca Juga: Ini Daftar 8 Korban Kecelakaan Helikopter Lainnya yang Tewaskan Kobe Bryant
"Main ganda itu dua orang jadi satu, bagaimana caranya mengurangi ego masing-masing, karena mereka saling membutuhkan, masa depan mereka ada di tangan pasangan masing-masing," ujar Susy dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Selasa (28/1/2020).
"Kalau nggak ada komunikasi dan saling terbuka, saya yakin auranya jadi nggak enak. Satu positif, satu negatif, coba kalau saling dukung, itu akan lain," tambahnya.
Praveen/Melati merupakan satu dari dua ujung tombak PBSI dalam menatap Olimpiade 2020 Tokyo.
Namun, seperti halnya Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, penampilan mereka kerap inkonsisten.
Setelah sukses merebut gelar di Denmark Open dan French Open tahun lalu, grafik penampilan Praveen/Melati kembali menurun.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, PBSI Batal Kirim Pemain ke China Masters 2020
Di luar SEA Games 2019, tercatat mereka tak pernah lagi melaju ke babak final.
Bahkan di turnamen perdana 2020, Praven/Melati langsung terhenti di babak pertama ajang bulutangkis Malaysia Masters 2020.