Formula E Disebut Cuma Mirip Video Game, Kurang Seru?

Minggu, 26 Januari 2020 | 15:30 WIB
Formula E Disebut Cuma Mirip Video Game, Kurang Seru?
Bos tim Mercedes F1, Toto Wolff (tengah), bersama kedua pebalapnya Valtteri Bottas (kiri) dan Lewis Hamilton. [AFP/Justin Tallis]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mulai maraknya penjualan mobil elektrik membawa efek berantai, di mana ajang balap mobil pun turut menyediakan panggung untuk mobil jenis tersebut.

Namun, dengan performa yang masih berada di bawah mobil balap konvensional, serta jalannya balapan relatif belum seintens balapan mobil pada umumnya, membuat ajang ini kerap panen kritik.

Salah satu kritik tersebut disampaikan oleh bos tim Mercedes Formula 1, Toto Wolff.

Dilansir dari Crash, ia menyebut bahwa ajang tersebut mirip sebuah game balapan yang cukup populer, Mario Kart.

Baca Juga: Ngaku dari Wartawan dan KPK, 4 Penipu Gasak Duit Kades Rp 39 Juta

Hal tersebut ia sampaikan pada saat balapan perdana Formula E di Arab Saudi.

Balap single seater Formula E di New York, Amerika Serikat. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Balap single seater Formula E di New York, Amerika Serikat. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

"Saya cukup menikmati pengalaman di sana. Saya tak pernah ke Arab Saudi dan peluncuran tim Mercedes Formula E cukup spesial," tutur Wolff.

"Kehebohan penonton cukup fenomenal, sesuatu yang tak saya perkirakan. Namun, balapannya sangat berbeda dari Formula 1. Bagi saya, ini seperti Super Mario Kart dengan pembalap sungguhan," imbuhnya.

Meski demikian, ia berkata bahwa balapan menggunakan mesin elektrik juga perlu diberi kesempatan untuk berkembang.

"Balapan ini cukup valid untuk diberi kesempatan," pungkasnya.

Baca Juga: Ilmuwan Mengatakan Virus Corona Sangat Mungkin Menyebar Melalui Mata

Dunia balap memang cukup terdampak dengan kehadiran mesin-mesin kendaraan rendah emisi.

Salah satunya adalah Formula 1, di mana mulanya mereka dulunya menggunakan mesin konvensional, lalu pada tahun 2014 mereka beralih ke mesin hybrid.

Namun, keputusan untuk menggunakan mesin jenis demikian justru malah membuat ajang Formula 1 kerap dianggap tak semenarik sebelumnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI