Berkaca Apriyani, Eng Hian Minta PBSI Beri Kelonggaran Atlet Main Rangkap

Kamis, 23 Januari 2020 | 16:50 WIB
Berkaca Apriyani, Eng Hian Minta PBSI Beri Kelonggaran Atlet Main Rangkap
Pasangan ganda putri Indonesia, Ni Ketut Mahadewi Istarani/Apriyani Rahayu, mendapat arahan dari sang pelatih Eng Hian dalam pertandingan semifinal beregu putri SEA Games 2019 melawan Jin Yujia/Nur Insyirah Khan (Singapura), Senin (2/12). [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Pasangan Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Apriyani Rahayu mengembalikan shuttle kok ke arah Pasangan Ganda Campuran Inggris Chris Adcock dan Gabrielle Adcock dalam babak kedua Daihatsu Indonesia Master 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1).[Suara.com/Angga Budhiyanto]
Pasangan Ganda Campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Apriyani Rahayu mengembalikan shuttle kok ke arah Pasangan Ganda Campuran Inggris Chris Adcock dan Gabrielle Adcock dalam babak kedua Daihatsu Indonesia Master 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/1). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Eng Hian mengaku senang dengan keputusan PBSI terkait Apriyani. Kendati dia mengungkapkan bahwa kasus Apriyani sejatinya lebih ke arah terpaksa alih-alih berbasis program jangka panjang.

PBSI disebutnya tak benar-benar memiliki program khusus bagi Apriyani.

Atlet bulutangkis 21 tahun itu bermain rangkap lebih karena keterpaksaan, lantaran sektor ganda campuran tengah kekurangan stok pemain putri.

"Dari pertama saya masuk PBSI pada 2014, saya sudah mengusulkan atlet-atlet putri untuk bermain rangkap," beber Eng.

Baca Juga: Parodi Balap MotoGP Indonesia Tercyduk Medsos MotoGP, Ini Dia Videonya

"Terkait Apriyani, itu lebih kepada kurangnya stok pemain di sektor ganda campuran. Misalkan masih ada Butet (sapaan Liliyana Natsirred), saya tak yakin PBSI mau," tambahnya.

Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad saat melawan ganda campuran Cina Zheng Siwei dan Huang Yaqiong pada pertandingan final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad saat melawan ganda campuran Cina Zheng Siwei dan Huang Yaqiong pada pertandingan final Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Eng Hian sangat berharap PBSI segera mengubah pola pikir. Di negara-negara lain seperti China dan Jepang, bemain rangkap disebutnya sudah terbukti menghasilkan dampak positif.

"Kalau seperti ini terus, di mana sektor putri hanya berharap pada atlet seperti Apriyani dan Liliyana, itu berarti nunggu buah matang," jelas Eng.

"Kalau seperti itu, kita tak menanam pohon, tapi mencari buah liar. Champions to be born, padahal harusnya kan champions to be made."

"Selama PBSI programnya masih mengkotak-kotakan seperti ini, situasi akan seperti ini terus. Terutama untuk sektor putri," pungkas Eng Hian.

Baca Juga: Virus Corona Renggut 9 Jiwa, Kualifikasi Tinju Olimpiade 2020 Dibatalkan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI