Pawai Obor Olimpiade 2020 Dipastikan Aman dari Ancaman Radiasi Nuklir

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Rabu, 22 Januari 2020 | 15:25 WIB
Pawai Obor Olimpiade 2020 Dipastikan Aman dari Ancaman Radiasi Nuklir
Designer Tokujin Yoshioka (kiri) dan Ambassador Torch Relay Tadahiro Nomura memperkenalkan obor Olimpiade 2020 Tokyo, Rabu (20/3/2019). [AFP/Charly Triballeau]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Prefektur Fukushima, Jepang, memastikan acara pawai obor Olimpiade 2020 aman dari paparan radiasi nuklir.

Seperti diketahui, gempa bumi dengan magnitudo 9 dan tsunami besar pada 11 Maret 2011 telah menyebabkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima hancur.

Ilustrasi tsunami Fukushima. [Shutterstock]
Ilustrasi tsunami Fukushima. [Shutterstock]

Dikutip dari Antara, Rabu (22/1/2020), bencana nuklir ini menjadi yang terburuk sepanjang masa sejak Chernobyl pada 1986.

Otoritas setempat telah bekerja keras untuk membendung air yang terkontaminasi radiasi di sekitar pembangkit Fukushima, yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power, yang sempat membuat khawatir negara-negara tetanga.

Baca Juga: Perbesar Kans Olimpiade 2020, Praveen / Melati Genjot Ranking Race to Tokyo

Pawai obor Olimpiade 2020 akan dimulai pada 26 Maret di J-Village, pusat latihan sepak bola di Fukushima, yang menjadi garda terdepan dan basis bagi para pekerja yang mengatasi krisis nuklir 2011.

Dari 24.000 titik yang dimonitor sepanjang jalur pawai di Fukushima, di Desa Iitate, terletak 240km Timur Laut Tokyo, menunjukkan angka radiasi tertinggi yaitu 0,77 microsieverts per jam, demikian data per Desember dari pemerintah setempat.

Empat jam berdiam diri di lokasi tersebut maka paparan radiasinya akan menjadi 3,08 microsieverts atau 0,003 milisieverts, jauh di bawah target dari pemerintah setempat untuk menjaga eksposur tahunan publik dampak bencana nuklir di bawah 1 milisieverts.

Foto udara menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak akibat gempa di kota Futaba, Prefektur Fukushima di Jepang pada 12 Maret 2011. [AFP/Jiji Press]
Foto udara menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak akibat gempa di kota Futaba, Prefektur Fukushima di Jepang pada 12 Maret 2011. [AFP/Jiji Press]

Sebagai perbandingan, penumpang pesawat terpapar radiasi 0,1 hingga 0,2 milisieverts dalam perjalanan dari Tokyo menuju New York.

"Ini tak akan menjadi masalah dalam menggelar pawai obor," demikian pernyataan Prefektur Fukushima seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Jelang Olimpiade, Carolina Marin Tutup Peluang Berlatih di Pelatnas PBSI

Menurut laporan Otoritas Regulasi Nuklir Jepang pada, Selasa (21/1/2020), tingkat radiasi di Desa Iitate adalah sekitar 20 kali lebih tinggi dari pusat kota Tokyo, yang tercatat sebesar 0,037 microsieverts per jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI