Suara.com - Suara.com - Electronic Control Unit (ECU) jadi biang keladi performa tim Yamaha di musim MotoGP 2019 kocar-kacir.
Tim Yamaha merasa kesulitan setelah MotoGP melakukan penyeragaman ECU.
Penyeragaman ECU ini dilakukan sebelumnya di musim 2016.
Semua tim diharuskan memakai ECU keluaran Magneti Marelli, tak terkecuali dengan Yamaha.
Baca Juga: Siap Tatap Musim MotoGP 2020, Maverick Vinales Yakin dengan Motor Barunya
Sebelumnya, tim Yamaha memakai perangkat ECU yang dikembangkan sendiri.
Namun seiring berjalannya waktu, Yamaha mengalami kesulitan untuk meraih kemenangan dalam beberapa musim belakangan.
Bahkan, Yamaha hanya mampu membukukan dua kemenangan saja dari 19 balapan sepanjang gelaran MotoGP 2019 melalui Maverick Vinales.
Lin Jarvis selaku managing director Yamaha menyesali timnya tidak segera mengambil langkah cepat dalam menyikapi perubahan regulasi ini.
"Saya pikir itu adalah titik di mana kami mengambil jalan yang salah dan kami perlahan-lahan mengalami penurunan," kata Lin Jarvis, dilansir dari Speedweek.
Baca Juga: Tak Cuma Lewis Hamilton, Charles Leclerc Akui Penasaran dengan MotoGP
Dalam kasus ini, Lin Jarvis justru memuji Honda yang membuat langkah komprehensif dengan merekrut salah satu mantan karyawan Magneti Marelli.
"Saya percaya pendekatan yang mereka (Honda) lakukan sangat terbuka dan komprehensi jika dibandingkan dengan kami," tuturnya lagi.
Tim Honda berhasil merekrut Filippo Tosi yang pernah bekerja di Magneti Marelli dan Ducati sebagai insinyur elektronik mereka.
"Honda mendapatkan Filippo Tosi, dia adalah salah satu orang yang pernah terlibat dalam pengembangan perangkat ini," imbuh pria berkebangsaan Inggris itu.
"Selain itu, mereka juga merekrut orang Italia lainnya yang telah bekerja mengembangkan perangkat lunak ini," pungkas Lin Jarvis.