Mesin Hybrid F1 Dikritik Lagi, Makin Senyap Makin Tak Asik?

Minggu, 19 Januari 2020 | 13:34 WIB
Mesin Hybrid F1 Dikritik Lagi, Makin Senyap Makin Tak Asik?
Ilustrasi balapan Formula 1 (F1). [AFP/Andrej Isakovic]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 2014 lalu, penyelenggara melakukan langkah kontroversial terkait penggunaan mesin mobil balap hybrid.

Mesin ini terus mengundang sorotan bagi para penikmat Formula 1 (F1), bahkan setelah enam tahun penggunaan jenis mesin tersebut.

Dengan adanya perubahan aturan secara radikal pada Formula 1 2021, langkah kontroversial penggunaan mesin hybrid kini kembali mendapat kritik.

Setidaknya hal tersebut disampaikan oleh David Richard, Kepala Asosiasi Balap di Inggris (The Royal Automobile Club Motor Sports Association).

Baca Juga: Satpam Mal Paragon Terpental Ditabrak PNS yang Tepergok Mesum di Mobil

Menurutnya, penggunaan mesin hybrid dan juga mesin elektrik bakal membuat olah raga balap mobil nomor satu sejagat tersebut bakal mati secara perlahan.

"Pemilihan mesin tersebut ibarat seperti menembak kaki sendiri," ucapnya dilansir dari Motorsport.

Ia juga menyebutkan bahwa dunia balap saat ini terlalu main aman dan lebih berfokus ke sisi hiburan dibandingkan dengan sisi teknologi.

Pebalap Formula 1 dari tim Mercedes, Valtteri Bottas, saat melaju di sesi latihan ketiga GP Azerbaijan di Baku, Sabtu (24/6/2017). [Andrej Isakovic/AFP]
Pebalap Formula 1 dari tim Mercedes, Valtteri Bottas, saat melaju di sesi latihan ketiga GP Azerbaijan di Baku, Sabtu (24/6/2017). [Andrej Isakovic/AFP]

"Saat ini, kita mudah 'merasa bersalah' karena telah membakar karet dan bahan bakar minyak di lintasan. Akibatnya, kita mulai mencari bahan bakar lain sebagai aturan dasar dari ajang yang berbeda. Di Inggris, kami akan merilis balapan go kart elektrik," tutur Richard.

"Dunia balapan telah menjadi pelopor dari banyak teknologi selama bertahun-tahun. Namun, saat ini semuanya bukan perkara teknologi melainkan hiburan. Kita harus ambil inisiatif," imbuhnya.

Baca Juga: Kecelakaan Bus Rombongan Kader Posyandu di Subang Diduga Akibat Rem Blong

Ia berkesimpulan bahwa untuk menaikkan pamor balap, mereka memerlukan beberapa ajang balap berbeda dengan penggunaan teknologi yang berbeda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI