Suara.com - Siapa yang menyangka masa kecil Carolina Marin sama sekali tak identik dengan olahraga bulutangkis. Sebelum menjadi salah satu tunggal putri terbaik dunia, Marin lebih dulu menggeluti dunia tari.
Bukan tari sembarangan. Marin kecil adalah penari Flamenco profesional. Flamenco merupakan jenis tari yang sangat populer di kampung halamanya, Huelva, Spanyol.
Sebelum jatuh cinta dengan olahraga bulutangkis, Marin kecil sempat bercita-cita untuk menjadi penari Flamenco, sampai takdir membawanya pada rencana Tuhan yang lebih besar.
"Saya lahir di Huelva, dan mulai berlatih tari Flamenco sejak usia tiga tahun," papar Carolina Marin usai pertandingan semifinal Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (18/1).
Baca Juga: Perdana Ikut Indonesia Masters di Istora, Gicquel / Delrue: Gila!
"Tari Flamenco adalah salah satu hal terpopuler di kota kelahiran saya. Jadi itulah kenapa saya turut menggelutinya," tambahnya.
Carolina Marin menjelaskan bahwa dia menggeluti tari khas Spanyol itu dalam kurun waktu yang cukup lama hingga usia 12 tahun.
Namun, setelah lebih dari sewindu fokus berlatih seni tari dari kebudayaan Andalusia itu, Marin mulai menemukan ketertarikan baru di dunia bulutangkis.
Perkenalan Carolina Marin dengan bulutangkis berawal dari ajakan temannya di sekolah.
"Saya memutuskan berhenti menari Flamenco karena ingin main bulutangkis. Di samping itu saya juga ingin fokus terhadap pendidikan," ujar Marin.
Baca Juga: Punya Modal Jadi Bintang Film, Gronya Somerville Lebih Pilih Bintangi Iklan
"Kalian tahu, saat saya menari Flamenco, ada perasaan yang berbeda. Saya justru lebih enjoy bermain bulutangkis. Itulah kenapa saya meneruskan karier dengan bermain bulutangkis," jelasnya.