Suara.com - Pebulutangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin sempat mengalami krisis kepercayaan diri usai dibekap cedera anterior cruciate ligament (ACL) lutut kanan di final Indonesia Masters 2019, Januari tahun lalu.
Selain memupuskan harapannya meraih gelar juara, cedera itu nyatanya tak hanya berdampak pada kondisi fisik. Mental atlet bulutangkis 26 tahun itu juga ikut terkena imbas.
Carolina Marin menceritakan periode muram dalam penyembuhan cedera ACL usai memenangi laga babak pertama Indonesia Masters 2020 atas Nitchaon Jindapol (Thailand).
Laga tersebut juga menjadi penanda kembalinya Carolina Marin ke Istora Senayan, Jakarta, pasca cedera parah.
Baca Juga: Catat! Repsol Honda Perkenalkan Motor MotoGP 2020 di Jakarta Bulan Depan
"Saat saya tahu dari dokter bahwa ACL saya putus, saya berpikir bahwa karier saya sudah selesai," kenang Carolina Marin di Mixed Zone Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
"Tapi setelah itu saya berpikir mungkin masih ada cara lain agar saya bisa kembali (bermain) karena saya ingin bisa memenangkan Olimpiade 2020," tambahnya.
Pasca mengalami cedera 'horor' tersebut, Carolina Marin mengaku terus memotivasi diri. Mimpi meraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo diakuinya jadi alasan utama untuk bisa bangkit kembali.
"Saat saya bangun tidur setiap hari, itulah mindset saya, saya ingin raih medali emas di Tokyo. Apabila saya inginkan itu, saya harus bekerja lebih keras dari pada pemain-pemain lainnya," beber Marin.
"Seperti kalian tahu, saya sekarang sudah comeback sekitar delapan bulan (di Vietnam Open 2019 September lalu). Sekarang saya siap untuk menghadapi siapapun," tegasnya.
Baca Juga: Bintang UFC Conor McGregor Klaim Jajaki Duel Lawan Manny Pacquiao
Di Indonesia Masters 2020, Marin bertekad untuk bisa meraih gelar juara. Hal itu disebutnya penting sebagai penanda bahwa dirinya masih merupakan tunggal putri yang diperhitungkan.