Mengenal Ralfy Jansen, Jebolan PB Djarum yang Kini Bela Timnas Jerman

Selasa, 14 Januari 2020 | 18:11 WIB
Mengenal Ralfy Jansen, Jebolan PB Djarum yang Kini Bela Timnas Jerman
Pebulutangkis Jerman berdarah Indonesia, Jones Ralfy Jansen, usai menjalani pertandingan kualifikasi Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (14/1). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jones Ralfy Jansen melangkah penuh semangat ke mixed zone Istora Senayan, Jakarta usai mengalahkan wakil Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana di babak kualifikasi Indonesia Masters 2020, Selasa (14/1).

Dalam laga yang berlangsung di Istora Senayan, Ralfy bersama partnernya, Peter Kaesbauer, menang dalam pertarungan rubber game, dengan skor 23-21, 20-22, dan 21-17.

Kendati tertulis negara Jerman di belakang seragam tandingnya, Ralfy Jansen ternyata bisa menjawab pertanyaan awak media dengan bahasa Indonesia. Tak hanya bisa, tapi sangat fasih.

Usut punya usut, pebulutangkis 27 tahun itu ternyata memang berasal dari Indonesia. Dia memutuskan hengkang dan memperkuat Jerman sejak tahun 2017.

Baca Juga: Ada Sosok Asal Indonesia di Balik Kesuksesan Chou Tien Chen

Jansen mengaku perasaannya campur aduk harus bermain di hadapan para penggemar bulutangkis Indonesia di tengah fakta dirinya kini merupakan orang asing.

"Bagaimana ya, kadang ada suporter Indonesia yang (perkataannya) tidak enak, rada menganggu konsentrasi," ujarnya di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2020).

"Ya serunya itu kalau kita ada passion di bulutangkis, dan kalau melihat ini (Indonesia Masters) bulutangkis sangat dihargai di satu negara," Ralfy Jansen menambahkan.

Tak Kunjung Dipanggil PBSI

Ralfy Jansen menjelaskan bahwa sejak kecil dirinya punya cita-cita untuk bisa masuk Pelatnas PBSI. Namun, cita-cita itu harus dikubur pada 2010 silam.

Baca Juga: Cerita Tontowi Ahmad, Hampir Telat Jalani Debut dan Minta Bantuan Patwal

"Dahulu saya dari PB Djarum, ikut Kejurnas Junior di Makassar dan juara di sektor ganda putra dan campuran. Kan dahulu ada peraturan, juara Kejurnas kemudian bisa masuk Pelatnas," kenang pebulutangkis kelahiran Jakarta.

"Tapi saat seleksi nasional 2011, sudah dua bulan tak ada pemanggilan (dari PBSI). Saya tanya pelatih Djarum, saya tanya pelatnas, semua ngambang."

"Saya tidak tahu lagi harus berapa lama menunggu. Kalau tidak ada pemanggilan ya bilang tidak. Jadi saya keluarnya juga lepas. Tapi semuanya ngambang," tambahnya.

Lepas Kewarganegaraan

Setelah insiden tersebut, Ralfy Jansen memutuskan merantau ke Jerman. Tepatnya pada 2012.

Awalnya Ralfy Jansen pergi ke Jerman untuk kuliah. Namun, karena kepiawaiannya bermain bulutangkis, tawaran naturalisasi datang pada Oktober 2015.

Butuh 1,5 tahun bagi Jansen untuk merespons panggilan Timnas Jerman, sebelum pada 2017 dia mantap untuk menanggalkan paspor Indonesia, dan secara sungguh-sungguh membela negara barunya.

"Pihak Jerman itu baik sebenarnya, mereka menawarkan saya untuk bisa tetap mempertahankan paspor Indonesia. Namun Kedubes Indonesia di Jerman bilang itu tidak bisa," papar Ralfy Jansen.

Selama di Jerman, Jansen juga mendapat tawaran membela Wipperfeld, klub bulutangkis yang juga merupakan tempat pemain Pelatnas Jerman lainnya, Mark Lamsfuss menimba ilmu.

Di sana Ralfy Jansen tak hanya mengasah keterampilannya bermain olahraga tepok bulu, namun juga belajar banyak soal bahasa Jerman.

"Mereka menawarkan bahwa ada klub yang butuh pemain. Saya coba, kenalan, kenapa tidak kan? Itu tahun 2012," tuturnya.

"Terus karena visa saya itu visa student, saya harus belajar bahasa Jerman. Karena kalau tidak bisa nanti bahaya visa saya (bisa dicabut). Jadi di sana saya dikasih tempat oleh keluarganya Mark Lamsfuss. Sambil belajar bahasa Jerman juga," tambahnya.

Target di Indonesia Masters 2020

Setelah dua tahun lebih membela Jerman, Ralfy Jansen mengaku cukup senang, kendati dirinya sangat menyadari bahwa bulutangkis bukanlah cabang olahraga populer di Jerman.

"Di Jerman ini kami tak 100 persen mendapat dana. Misalnya satu tahun kami main 20 turnamen, mungkin yang dibiayai Jerman hanya sekitar 15 turnamen," papar Ralfy Jansen.

"Di Jerman juga tidak ada uang makan. Tak seperti di Indonesia, kalau pemain bagus pasti hidupnya mapan, tak perlu urus apa-apa. Tempat tinggal dapat, asuransi dikasih, sakit tinggal diantar ke dokter," tambahnya.

Di babak pertama Indonesia Masters 2020, Jansen/Kaesbauer akan menghadapi wakil Kanada, Jason Anthony Ho-Shue/Nyl Yakura.

Ral Jansen mengaku tak punya target spesifik di Indonesia Masters 2020.

Dia hanya ingin bisa selama mungkin bertahan di turanmen, karena sangat cinta dengan atmosfer Istora Senayan, Jakarta.

"Target saya bisa selama mungkin main, sebanyak mungkin menang. Have fun saja. Karena turnamen-turnamen di Eropa tak memiliki suasana seperti di sini," pungkas Jones Ralfy Jansen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI