Suara.com - Kompetisi bola basket kasta tertinggi Indonesia, IBL tak akan menggunakan sistem divisi untuk musim 2020. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kecemburuan antar klub peserta.
Pada musim lalu, IBL menggunakan sistem divisi Merah dan Putih pada seri reguler. Setiap divisi terdiri dari lima tim yang berusaha memperebutkan tiga posisi teratas demi mengamankan tiket lolos ke babak play-off.
Namun, pada gelaran IBL 2020, komposisi tim peserta banyak mengalami perubahan setelah mundurnya Stapac Jakarta dan dicabutnya lisensi Siliwangi Bogor.
Dua slot kosong itu digantikan oleh klub pendatang baru, Louvre Surabaya dan Timnas basket Indonesia yang akan menggunakan nama Indonesia Patriots.
Baca Juga: Pamer Mobil Baru, Jorge Lorenzo Jadi 1 dari 100 Pemilik Hypercar Ini
Kehadiran Timnas lah yang membuat IBL memutuskan untuk menghilangkan sistem divisi, dan mengubah sistem seri reguler menjadi hanya satu klasemen saja.
10 klub akan saling berhadapan sebanyak dua kali untuk memperebutkan posisi enam besar demi bisa lolos play-off.
Menurut Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, kehadiran Timnas yang diisi para pemain terbaik Tanah Air akan mengubah peta persaingan.
Apabila masih menggunakan sistem divisi, dikhawatirkan bakal ada kecemburuan lantaran salah satu divisi akan menjadi timpang dengan keberadaan skuat Garuda.
"Apabila misalnya Timnas Indonesia ditaruh di Divisi B, kan peluang tim-tim di divisi itu akan jadi lebih kecil ketimbang A. Itu akan jadi pertanyaan nanti," ujar Junas di Gedung TVRI, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Baca Juga: Link Live Streaming Babak Pertama Malaysia Masters 2020 Hari Ini
"Kami juga sebelumnya berdiskusi bahwa apabila klasemen itu digabung justru lebih menguntungkan. Setiap tim bisa langsung saling bertemu. Selebihnya sistemnya sama, round robin," sambungnya.