Suara.com - Pelatih kepala sektor ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi menyebutm turnamen tertua di dunia, All England, akan menjadi ajang penting sebelum berlangsungnya Olimpiade 2020.
Hasil di turnamen BWF World Tour Super 1000 itu, menurut Herry, bakal menjadi gambaran bagaimana nasib para pemain atau pasangan di multievent empat tahunan paling akbar di dunia tersebut.
Anggapan tersebut juga berlaku bagi pasangan ganda putra nomor satu dunia saat ini, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon atau Kevin / Marcus.
All England disebut Herry akan jadi ujian bagi pasangan berjuluk The Minions itu, sebelum berjuang untuk mewujudkan mimpi meraih medali emas Olimpiade perdananya di Tokyo nanti.
Baca Juga: Akhir Bulan Ini, Panahan Segera Geber Pelatnas Olimpiade 2020
"Sebelum Olimpiade 2020, ada turnamen yang menurut saya penting juga, All England," beber Herry, saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
"All England ini seperti mini Olimpiade, tapi dengan lawan-lawan yang lebih berat," sambungnya.
Juru taktik berjuluk Naga Api itu menganggap All England memiliki persaingan lebih ketat, lantaran adanya pembatasan rangking.
Sebagaimana diketahui, hanya pemain dan pasangan dengan peringkat Top 32 yang bisa merasakan atmosfer kejuaraan bulutangkis yang telah dipertandingkan sejak 1898 itu.
Olimpiade memang menggunakan sistem kualifikasi untuk menjaga kualitas turnamen. Namun, ajang tersebut juga memberikan jatah slot kontinental. Artinya, negara-negara yang kurang kuat di ranah bulutangkis, seperti Brasil, bisa turut mengirimkan wakil ke multievent empat tahunan tersebut.
Baca Juga: Soal Hendra / Ahsan, Herry: Mereka Role Model, Termasuk Bagi Kevin / Marcus
"All England akan jadi ujian tersendiri. Ibaratnya, pra-Olimpiade. Siapa yang berhasil (menjadi juara), akan punya gambaran di Olimpiade 2020. Meskipun Olimpiade mempunyai faktor X," beber pelatih berusia 57 tahun tersebut.