5 Momen Paling Berkesan Bulutangkis Indonesia di 2019

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Minggu, 29 Desember 2019 | 09:05 WIB
5 Momen Paling Berkesan Bulutangkis Indonesia di 2019
Pebulutangkis ganda campuran Liliyana Natsir atau yang biasa dipanggil Butet saat acara perpisahan dirinya di Istora Senayan, Jakara, Minggu (27/1). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cabang olahraga bulutangkis selalu menjadi andalan Indonesia disetiap perhelatan baik single event maupun multievent seperti Asian Games maupun Olimpiade.

Sepanjang 2019, cabor yang dinaungi PBSI sebagai federasinya ini juga masih konsisten memberikan prestasi bagi Indonesia.

Dalam perjalanannya mempersembahkan trofi maupun medali di tahun ini, terdapat momen-momen berkesan yang mungkin akan tetap diingat untuk beberapa waktu ke depan.

Berikut kaleidoskop 2019 terkait 5 momen paling berkesan bulutangkis Indonesia pada 2019:

1. Liliyana Natsir Pensiun

Pebulutangkis putri spesialis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. [Dok. PBSI]
Pebulutangkis putri spesialis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. [Dok. PBSI]

Pensiunnya pebulutangkis senior Liliyana Natsir menjadi salah satu momen haru yang menghiasi tahun 2019. Pebulutangkis spesialis ganda campuran itu gantung raket pada 27 Januari.

Liliyana menutup kariernya di dunia bulutangkis dengan raihan runner-up Indonesia Masters 2019.

Berpartner dengan Tontowi Ahmad, Butet—sapaan akrab Liliyana—kalah di partai final dari wakil China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.

Keputusan Liliyana Natsir pensiun tak hanya membuat sektor ganda campuran kelimpungan mencari pengganti.

Di sisi lain, para pecinta bulutangkis Indonesia turut merasakan kesedihan, karena ditinggal salah satu pebulutangkis putri terbaik Tanah Air.

2. Hendra/Ahsan Pecahkan Rekor

Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menjuarai BWF World Tour Finals (WTF) 2019, Minggu (15/12) malam WIB. [Humas PBSI]
Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, menjuarai BWF World Tour Finals (WTF) 2019, Minggu (15/12) malam WIB. [Humas PBSI]

Usia tak menjadi batasan seorang untuk berprestasi. Mungkin itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan prestasi luar biasa yang diraih pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Hendra/Ahsan yang kini sama-sama berusia di atas 30 tahun, nyatanya masih mampu meraih gelar dan menciptakan rekor yang belum mampu disamai oleh ganda putra manapun.

Hendra/Ahsan berhasil meraih empat gelar juara tahun ini. Gelar tersebut antara lain New Zealand Open, All England, Kejuaraan Dunia, serta BWF World Tour Finals (WTF).

Keberhasilan meraih tiga gelar yang disebutkan terakhir, membuat pasangan berjuluk The Daddies itu mengukir sejarah.

Mereka menjadi pasangan ganda putra pertama yang berhasil merengkuh All England, Kejuaraan Dunia, dan WTF di tahun yang sama.

3. Fitriani Akhiri Paceklik Gelar Tunggal Putri

Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Fitriani, menjuarai Thailand Masters 2019, Minggu (13/1). [Humas PBSI]
Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Fitriani, menjuarai Thailand Masters 2019, Minggu (13/1). [Humas PBSI]

Penampilan Fitriani sepanjang 2019 memang kurang memuaskan. Tunggal putri peringkat 28 dunia itu terlihat kesulitan bersaing dan lebih sering kalah di babak awal turnamen.

Namun, disamping kondisi tersebut, Fitriani nyatanya memiliki momen yang cukup berkesan tahun ini.

Dia berhasil menuntaskan dahaga gelar bagi tunggal putri selama enam tahun terakhir setelah menjadi yang terbaik di Thailand Masters 2019.

Gelar tersebut membuatnya jadi tunggal putri Indonesia pertama yang berhasil menjuarai turnamen BWF World Tour setelah kali terakhir dicatatkan Lindaweni Fanetri di Syed Modi International 2012 silam.

4. Tim Junior Indonesia Juara Piala Suhandinata

Manajer Tim Indonesia Susy Susanti (tengah) bersama skuat Tim Indonesia merayakan keberhasilan meraih Piala Suhandinata usai jadi kampiun di Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2019 di Kazan, Rusia, Sabtu (5/10/2019). [Humas PBSI]
Manajer Tim Indonesia Susy Susanti (tengah) bersama skuat Tim Indonesia merayakan keberhasilan meraih Piala Suhandinata usai jadi kampiun di Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2019 di Kazan, Rusia, Sabtu (5/10/2019). [Humas PBSI]

Tim junior bulutangkis Indonesia berhasil mengukir sejarah di tahun 2019. Untuk pertama kalinya, trofi Kejuaraan Dunia Junior di nomor beregu campuran berhasil dibawa ke Tanah Air.

Trofi yang dikenal dengan nama Piala Suhandinata itu berhasil direbut Leo Rolly Carnando dan kawan-kawan setelah menang dari tim China dengan kedudukan 3-1 di Kazan, Rusia, 5 Oktober 2019 lalu.

Ini menjadi prestasi terbaik skuat muda Indonesia setelah sebelumnya hanya mampu menjadi runner-up pada edisi 2013, 2014, dan 2015.

5. Praveen/Melati Juara Beruntun

Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti sukes merebut gelar juara Denmark Open 2019 di Odense Sportspark, Denmark, Minggu (20/10/2019). [Dok. PBSI]
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti sukes merebut gelar juara Denmark Open 2019 di Odense Sportspark, Denmark, Minggu (20/10/2019). [Dok. PBSI]

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mungkin belum menunjukkan konsistensi penampilan sepanjang 2019.

Namun, ada satu momen yang membuat orang yakin mereka bisa melanjutkan tongkat estafet 'pasangan emas' Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Setelah enam kali beruntun dipecundangi peringkat satu dunia asal China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, mereka akhirnya bisa membalaskan dendam.

Ya, Praveen/Melati sukses membungkam Zheng/Huang dengan cara yang bisa dibilang cukup keren. Mereka memecundangi wakil China itu secara back-to-back di Denmark dan French Open 2019.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, menjuarai ajang French Open 2019 usai kalahkan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China), Minggu (27/10). [Humas PBSI]
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, menjuarai ajang French Open 2019 usai kalahkan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China), Minggu (27/10). [Humas PBSI]

Di Denmark Open, Praveen/Melati menekuk Zheng/Huang di babak perempat final. Setelahnya, mereka keluar sebagai juara.

Begitupun di French Open, Praveen/Melati menghajar Zheng/Huang di babak final. Hasil itu membuat peringkat lima dunia itu sukses meraih dua gelar juara secara beruntun tahun ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI